Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Dies Ke-59 UNY, Sultan HB X: Kampus Tempat Persemaian Benih Budaya Bangsa

Kompas.com - 24/05/2023, 11:44 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pada upacara Dies Natalis ke-59 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Auditorium, Senin (22/5/2023), hadir GKR Mangkubumi untuk mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Dalam sambutan Gubernur DIY yang dibacakan GKR Mangkubumi, dikatakan bahwa pembangunan yang membawa modernisasi dan industrialisasi ini membawa dampak luas segala sektor.

Tak hanya sosial, ekonomi dan budaya, tetapi juga di sektor pendidikan. Tentu semuanya membawa akselerasi yang cepat namun berbeda-beda.

Meski demikian, dalam situasi keterbukaan yang semakin luas, memberikan peluang untuk suatu dialog budaya secara luas, yang kondusif bagi pengembangan model pendidikan berwawasan kebudayaan.

Baca juga: Guru SMP Ini Raih Gelar Doktor di UNY dengan IPK 3,97

Dengan harapan, dapat memperkuat posisi bargaining kelompok masyarakat yang lemah dalam ketidak-seimbangan itu.

Guna mengantisipasi tantangan serba baru itu, maka sistem pendidikan nasional sebagai bagian pembangunan di bidang kebudayaan yang juga terus berkembang perlu dikaji kembali dan diuji ulang.

Selain itu diinterpretasikan secara baru, diisi roh baru, sejalan dengan arah dan dinamika pendidikan serta perkembangan masyarakat, yang dalam era revolusi industri 4.0 dimana individu mempunyai kekebasan menemukan medianya yang borderless.

Perguruan tinggi tempat persemaian benih budaya bangsa

Maka dari itu, untuk menyikapi perubahan ini diperlukan rekayasa sosial-budaya dalam jangka panjang, secara berencana dan hati-hati.

"Dalam hal ini perguruan tinggi adalah taman persemaian benih-benih kebudayaan bagi suatu bangsa. Usaha pembentuk kebudayaan bangsa itu mengutamakan Azas Tri-Kon, yakni Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentrisitas," terang Sri Sultan dalam sambutannya dikutip dari laman UNY.

Sri Sultan HB X mencontohkan negara Jepang karena sama-sama dari negeri Timur yang masih kuat akar budayanya.

Kemajuan yang diharapkan oleh pemimpin Meiji adalah kemajuan seperti Negara Barat tetapi dengan tetap memegang teguh nilai-nilai budaya Jepang.

Baca juga: Kisah Nasrulloh, Jadi Guru Besar Termuda Sepanjang Sejarah UNY

Budaya Jepang dan pengetahuan Barat (wakon-yasai) adalah slogan yang diserukan oleh pemimpin Jepang.

Misi mengambil pengetahuan dan teknologi Barat dan menangkal pengaruh nilai dan budaya yang mungkin terbawa oleh Iptek itu diletakan tugasnya kepada para lulusan Perguruan Tinggi.

Selain itu, Gubernur DIY juga mengungkapkan bahwa kebudayaan sering diperlakukan sebagai objek studi pendidikan.

Tetapi, sama benarnya bahwa kebudayaan pun diperlakukan sebagai pendekatan, perspektif dan bahkan metode dalam studi-studi pendidikan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com