Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2023, 07:08 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - "Engkau hidup pada zamanmu, maka permasalahan di zamanmu selesaikan dengan cara zamanmu. Teruslah berjuang keras, terus doakan kedua orangtuamu, maka keberhasilan ada padamu."

Sepenggal kalimat motivasi untuk para murid menjadi ciri khas Rakhmad Syarif, guru SMP Negeri 4 Samarinda, Kalimantan Timur, setiap kali akan memulai kelas.

Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia itu, menumbuhkan semangat hingga kesenangan belajar murid menjadi upayanya menghadirkan pembelajaran yang mampu mengasah kompetensi anak sesuai minat dan bakat yang dimiliki. Termasuk membekali murid dengan kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Dirinya pun perlahan meninggalkan pola pembelajaran teacher-centered atau pembelajaran yang berpusat pada guru, di mana murid-murid hanya mendengarkan penjelasan guru, kelas hampir selalu hening, karena tidak ada interaksi dua arah antara guru dan murid.

Baca juga: School Development Outreach, PSF Kerek Potensi 30.000 Guru Daerah 3T

Kini, Rakhmad beralih menerapkan pembelajaran student-centered atau berpusat pada murid. Mengajak murid untuk aktif terlibat, berdiskusi, hingga berpendapat selama proses belajar.

"Guru bukan sebagai pengetahuan utama. Kami membebaskan murid mencari pengetahuan, guru menjadi fasilitator," ujar Rakhmad kepada Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Kala belajar terasa menyenangkan

Kata-kata motivasi hanya menjadi salah satu cara Rakhmad membangun semangat belajar murid. Sudah hampir satu tahun, kelas Bahasa Indonesia yang dibawakan Rahmad kerap diisi dengan kerja kelompok, presentasi, permainan, diskusi buku, menonton video, hingga kegiatan ice breaking untuk mengembalikan fokus anak.

Seperti Senin siang itu, Rakhmad mengajak murid-muridnya diskusi buku guna mempelajari materi tentang buku fiksi dan non-fiksi. Ia membebaskan murid untuk memilih buku dari perpustakaan atau buku favoritnya untuk dikaitkan dengan materi hingga jadi bahan diskusi.

Baca juga: Kreativitas Guru Alpius, Buat Murid Cinta Lagu Daerah di Tengah Demam Kpop

Menjelang akhir waktu belajar, Rakhmad kemudian mengajak para murid untuk duduk lesehan sambil menonton sebuah video klip melalui proyektor. Video yang dipilih Rakhmad kali itu ialah tentang orangtua. Rakhmad lantas mengajak murid-muridnya untuk mendoakan orangtua mereka, bahwa kesuksesan yang didapat hingga hari ini, salah satunya karena doa orangtua.

Sebelumnya, Rakhmad juga kerap mengingatkan murid-muridnya untuk saling menolong antar teman, menjaga disiplin, menjaga sopan santun. Karena menurutnya, karakter menjadi salah satu penentu kesuksesan anak di masa depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com