KOMPAS.com - Pengajar Senior Prodi China Universitas Indonesia (UI), Dr. R. Tuty N Mutia mengaku, Tiongkok telah berupaya meningkatkan kuasa lunaknya di Indonesia.
Antara lain melalui diplomasi publik dalam bidang budaya dan akademik, meningkatkan kerja sama dalam bidang akademik dan vaksin, dan memanfaatkan sejarah dengan mengungkapkan kembali memori kedekatan dua bangsa.
Baca juga: Biaya Jalur Mandiri Unej untuk 54 Jurusan, Calon Mahasiswa Cek
Namun, ketiganya belum menunjukan hasil yang positif bagi peningkatan citra Tiongkok.
Menurut Tuty, Tiongkok juga menggunakan beberapa strategi lainnya, antara lain, merangkul umat Islam melalui pemberian beasiswa untuk para santri.
Strategi ini tak dapat dilepaskan dari upaya Tiongkok meredam isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang menimpa penduduk Muslim di Uyghur.
"Sebagai hasil dari strategi ini, terdapat sebagian alumni Tiongkok menyuarakan keunggulan Tiongkok akhir akhir ini," ucap dia dalam keterangannya, Minggu (21/5/2023).
Strategi lain yang diungkapkan Tuty adalah pendirian Konfusius Institut atau disebut Indonesia sebagai Pusat Bahasa Mandarin (PBM) yang dalam satu dasawarsa belakangan aktif memberikan beasiswa untuk mempelajari Bahasa Mandarin.
Namun berbeda dengan strategi di atas, strategi ini kurang membuahkan hasil.
"Para siswa penerima beasiswa cenderung memanfaatkan PBM hanya untuk penguasaan bahasa agar menunjang studi atau karirnya," tutur Tuty.
Namun demikian, dia mengingatkan agar pemerintah Indonesia mengawasi persebaran dan aktivitas PBM mengingat kurangnya muatan berbasis budaya dan masyarakat Indonesia dalam pengajaran mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.