Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UMM Sebut Faktor Ini buat Timnas Indonesia Juara Sea Games 2023

Kompas.com - 17/05/2023, 20:47 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAs.com - Keberhasilan tim nasional (timnas) Indonesia mengalahkan Thailand di final sepak bola SEA games 2023 Kamboja disambut euforia meriah masyarakat.

Apalagi raihan tersebut menjadi pelepas dahaga untuk sepak bola Indonesia yang terakhir kali mendapatkan emas pada 32 tahun lalu.

Baca juga: Layanan BSI Terganggu, Ekonom Unair: Picu Turunnya Kepercayaan Nasabah

Banyak yang menilai bahwa kesuksesan itu tak lepas dari mentalitas dan kolektivitas para pemain.

Hal serupa juga disampaikan Pengamat Sepak Bola Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yunan Syaifullah.

Menurut dia, mentalitas timnas sepak bola Indonesia patut diakui jempol.

Meski kemenangan yang di depan mata buyar berkat gol menit akhir Thailand, tapi mereka masih terus berjuang hingga memastikan kemenangan di babak tambahan waktu dengan skor 5-2.

Dia mengaku, final tersebut bukan hanya pertandingan tentang sepak bola, tapi juga soal harga diri. Siapa yang bisa konsisten dan konsekuen akan memetik hasil terbaiknya.

Penentuan kemenangan juga seringkali terjadi di menit krusial. Yakni, berkat gol pada 15 menit awal maupun akhir. Terbukti dengan banyaknya gol yang tercipta di menit-menit tersebut.

Terkait para pemain yang sempat dipanggil ke timnas senior, Yunan mengatakan itu merupakan sebuah kelebihan.

Namun faktor utama yang menentukan kemenangan adalah kolektivitas para pemain. Timnas juga tidak bergantung pada satu atau dua pemain saja, seperti Marselino atau Witan.

"Coba liat permainan Haykal, Taufany, dan Ananda Raehan. Mereka memang bukan berasal dari tim besar atau starter di klubnya. Namun ketenangan dan kerja sama yang apik bisa mereka lakukan di lapangan. Kombinasi mereka dengan Marselino, Sananta, atau bahkan Rizky Ridho patut diacungi jempol," kata dia mengutip laman UMM, Rabu (17/5/2023).

Yunan menilai, pertumbuhan sepakbola Indonesia di tiga tahun terakhir dinilai terlalu cepat. Bahkan di luar ekspektasi negara-negara lain.

Terutama, kata dia, dalam hal teknologi, cara bermain, makanan, dan lainnya.

Baca juga: Ditemani Ibu, Naufal Tetap Ikut UTBK 2023 meski Jantungnya Komplikasi

"Beberapa tahun terakhir, Vietnam dan Thailand lah yang seringkali dianggap sebagai yang terkuat di Asia Tenggara. Namun sayang, kini pertumbuhannya melambat bahkan bisa saya bilang stagnan. Malah Timor Leste dan Kamboja yang terlihat pesat," tambah dia.

Meski demikian, Yunan menilai bahwa pertumbuhan ini bukan mutlak karena sosok tertentu, seperti Shin Tae-yong (STY) maupun Indra Sjafri.

Namun dengan hadirnya STY, pengelolaan sepak bola sedikit demi sedikit berubah.

Jika dulu pola pikir sepak bola Indonesia adalah hasil, tapi kini bergeser ke pemahaman bahwa sepakbola adalah proses.

Baca juga: Jadwal Lengkap UTBK SNBT 2023 Gelombang II, Cek di Sini

Proses panjang yang dimulai dari dasar seperti gizi, makanan, pemanasan, cara bermain, teknik dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com