KOMPAS.com - Layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) tengah menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.
Pasalnya, layanan bank syariah terbesar di Indonesia tersebut mulai dari mobile banking hingga Anjungan Tunai Mandiri (ATM) mengalami gangguan sistem. Kejadian tersebut tentunya membuat resah para nasabah.
Baca juga: Ekonom Unair Ungkap Alasan Dollar AS Jadi Mata Uang Kuat di Dunia
Hal tersebut tentunya mengakibatkan dampak tersendiri.
Pakar Ekonomi Syariah Universitas Airlangga (Unair), Prof. Herianingrum mengungkapkan sebenarnya perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan tren positif apalagi setelah beberapa bank syariah melakukan merger hingga terbentuk BSI.
"Dilihat dari aset bank, pembiayaannya, dan itu juga support oleh infrastruktur yang baik. Dengan merger bank syariah pemerintah menjadikan BSI semakin besar, apalagi dengan dukungan teknologi," ujar dia mengutip laman Unair, Rabu (17/5/2023).
Tidak hanya itu, menurut dia, dengan gangguan yang terjadi dalam layanan BSI membuat masyarakat cukup khawatir dengan beragam rumor yang bermunculan.
Menurunnya kepercayaan masyarakat menjadi salah satu dampak, terutama bagi masyarakat awam yang belum memiliki kepercayaan penuh terhadap bank syariah.
"BSI itu merupakan simbol dari perbankan syariahnya pemerintah, itulah yang membuat orang semakin trust. Tapi kok ternyata ada gangguan dan gangguannya itu bukan dalam hitungan jam," ucap dia.
Dia menilai, layanan teknologi informasi yang ada pada BSI perlu adanya mitigasi sempurna hingga pengendalian kontrol yang masif.
Artinya, walaupun sebagai bank baru, pengelolaan BSI juga harus profesional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.