Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2023, 10:40 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Sekolah Vokasi IPB University, Medhanita Dewi Renanti membuat inovasi menarik yakni aplikasi penerjemah tangisan bayi yang diberi nama “Madsaz”.

Ia membuat aplikasi tersebut karena berawal dari adanya orangtua baru yang bingung ketika mendengar tangisan bayi baru lahir.

Maka dari itu, Medhanita merupakan dosen Manajemen Informatika Sekolah Vokasi IPB membantu orangtua menerjemahkan tangisan bayinya.

Menurutnya, saat ini aplikasi Madsaz sudah diunduh oleh lebih dari 180 ribu orang. Hebatnya, pengunduhnya tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari 109 negara di dunia. Rata-rata mereka ada orang tua muda yang baru memiliki anak.

Baca juga: Polman Bandung Inovasi Bucket Teeth untuk Kebutuhan Alat Berat

"Manfaat dari aplikasi ini alhamdulillah sudah banyak membantu ibu-ibu, utamanya yang baru punya anak untuk menerjemahkan tangisan bayinya," ujarnya dikutip dari laman Ditjen Vokasi, Senin (1/5/2023).

Adapun aplikasi tersebut juga membantu orang tua untuk lebih percaya diri dalam menangani sendiri buah hati mereka.

Pasalnya, tingkat akurasi dari aplikasi ini cukup tinggi yakni 94 persen. Dengan demikian, orang tua dapat mengambil keputusan yang tepat untuk merespons tangisan bayi mereka.

Aplikasi yang sempat menjadi trending topic di awal kemunculannya ini efektif digunakan pada bayi usia 0 hingga tiga bulan.

Pada bayi di atas usia tersebut, aplikasi ini tetap masih bisa digunakan, hanya saja tingkat akurasinya tidak setinggi pada bayi usia 0 hingga tiga bulan.

Ia menceritakan ide awal pembuatan aplikasi tersebut pertama kali pada 2011 lalu. Saat itu ia tengah mengandung dan sedang mengikuti seminar tentang tumbuh kembang anak.

"Saya dapat informasi bahwa bayi itu memiliki bahasa yang dapat dimaknai atau diartikan oleh orang dewasa dan saat itu memang belum ada software yang berbasis Android untuk menerjemahkan tangisan bayi," terang Medhanita.

Baca juga: Ikut Dipamerkan di Hannover Messe, Stereotactic Inovasi Gubes ITS Jadi Produk ke-4 di Dunia

Dari sanalah ide untuk membuat aplikasi muncul. Awalnya ia mengembangkan dalam bentuk desktop sekitar 2013.

Setelah diluncurkan di tahun yang sama, Medhanita kembali mengembangkan aplikasi tersebut. Pada 2015, Medhanita kembali mengembangkan dalam bentuk Android.

Akan tetapi, pengembangan dalam bentuk Android tersebut belum langsung di-luncurkan karena masih memiliki sejumlah kekurangan.

Tiga tahun berselang setelah melakukan penyempurnaan, akhirnya Medhanita meluncurkan aplikasi tangisan bayi berbasis Android tersebut. Saat ini aplikasi ini dapat diunduh melalui Playstore.

"Aplikasi ini tersedia dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Aplikasi ini juga bersifat universal bisa digunakan oleh semua bayi," jelas Medhanita.

Dikatakan, aplikasi ini dapat mendeteksi lima jenis tangisan bayi, seperti tangisan karena lapar, mengantuk, bersendawa, kembung atau ada gas, dan saat bayi merasa tidak nyaman.

Untuk cara kerja aplikasi ini juga cukup mudah, yaitu hanya cukup dengan merekam suara tangisan bayi dan dalam waktu sekitar beberapa menit, tangisan tersebut akan diterjemahkan untuk kemudian dijadikan sebagai rujukan keputusan tindakan yang diambil oleh orang tua bagi bayinya.

Baca juga: Dosen UMM Inovasi Minuman Kreatif dari Mawar

"Misalnya ternyata nangisnya karena tidak nyaman, mungkin bisa dicek apakah popoknya sudah basah misalnya," tandas Medhanita.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com