Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M. Ikhsan Tualeka
Pegiat Perubahan Sosial

Sebelumnya adalah Koordinator Moluccas Democratization Watch (MDW) yang didirikan tahun 2006, kemudian aktif di BPP HIPMI (2011-2014), Chairman Empower Youth Indonesia (sejak 2017), Direktur Maluku Crisis Center (sejak 2018), Anggota Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (sejak 2019) dan Founder IndoEast Network (2019). Alumni IVLP di Amerika Serikat (2009) ini jebolan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2006) dan Political Communication Paramadina Graduate School (2016) berkat scholarship finalis ‘The Next Leaders’ di Metro TV (2009). Selain aktif menulis, juga mengisi berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Instagram: @ikhsan_tualeka

Menggelorakan Budaya Baca, Membangun Peradaban Bangsa

Kompas.com - 25/04/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETIAP 23 April adalah peringatan hari buku sedunia. Penting untuk diperingati, menjadi bahan refleksi bagaimana kita sebagai bangsa dalam menempatkan buku sebagai instrumen penting peningkatan minat baca untuk membangun peradaban.

Dari data yang dipublikasikan London Book Fair 2019, Indonesia memang ditempatkan sebagai negara yang paling aktif menerbitkan buku di antara negara-negara anggota Asean. Setiap tahun setidaknya ada 30.000 judul buku yang diterbitkan di Indonesia.

Namun sayangnya, produktivitas itu belum berbanding lurus dengan budaya membaca masyarakat Indonesia. Bangsa ini faktanya belum memiliki budaya membaca yang baik.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 lalu, Indonesia hanya menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Sementara oleh UNESCO Indonesia ditempatkan pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, juga menempatkan Indonesia pada peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61).

Ini tentu saja realitas yang tidak menguntungkan. Wajar kemudian bila negara kita lebih dikenal sebagai negara yang kerap irasional dalam menyikapi berbagai persoalan.

Masyarakat kerap lebih berdasar pada sesuatu yang bersifat tahayul atau khurafat dibanding cara berpikir rasional.

Di berbagai kalangan, mulai masyarakat bawah sampai masyarakat kelas atas, aktivitas tahayul kerap ditemukan. Tidak saja di level masyarakat awam, pada pejabat pun demikian.

Misalnya, ada yang sampai percaya pada pawang hujan oleh sekian pejabat ketika akan meresmikan suatu proyek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com