Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2023, 10:52 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unair

KOMPAS.com - Saat lebaran, mudik sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Indonesia. Tujuannya tentu untuk silaturahmi dengan sanak saudara di kampung.

Biasanya, tradisi ini dilakukan oleh umat muslim yang tengah merantau, baik untuk tujuan pekerjaan, pendidikan, maupun yang lainnya.

Lantas, sejak kapan sebenarnya tradisi mudik itu berlangsung? Bagaimana eksistensi tradisi mudik saat ini?

Sejarah mudik di Indonesia

Terkait sejarah mudik lebaran, dosen Departemen Sejarah Universitas Airlangga (Unair), Moordiati, SS., MHum., menerangkan bahwa sebenarnya fenomena pulang kampung atau mudik sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam.

Ketika itu, para penguasa yang ditugaskan bekerja di luar kerajaan akan pulang dan kembali ke kampungnya di hari-hari tertentu.

Baca juga: Dosen UMM Beri Tips Cek Keamanan Mobil Saat Mudik Lebaran

Walaupun telah ada sejak zaman kerajaan, tetapi fenomena mudik serta penggunaan istilahnya diperkirakan baru terjadi secara besar-besaran pada 1960-an hingga 1980-an. Hal itu selaras dengan tingginya angka urbanisasi masyarakat desa dan kota.

"Jadi, istilah ini mulai berkembang dan menjadi sesuatu yang sangat masif pada tahun 1960-an, 1970-an, 1980-an, seiring dengan masifnya urbanisasi," ujarnya dikutip dari laman Unair, Rabu (19/4/2023).

Barulah yang membuat orang berbondong-bondong dari tempat dia bekerja menuju tempat asalnya. Inilah yang kemudian dikaitkan dengan tradisi dan bahasa Melayu.

Namun dari asal istilahnya, kata mudik merupakan serapan dari bahasa Melayu yang berarti dari hilir ke hulu.

Dalam tradisi Melayu, mudik itu artinya perpindahan dari hilir ke hulu. Jadi, mereka biasanya pergi setiap pagi ke hilir, kemudian pulang ke hulu ketika sore.

Halaman:
Sumber Unair


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com