Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Pakar Unair: Tragedi buat Indonesia

Kompas.com - 01/04/2023, 19:58 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Timbul kerugian akibat tidak jadi tuan rumah Piala Dunia U-20

Sejak tahun 2018, Indonesia telah mendukung two state solution (solusi dua negara) sebagai satu-satunya cara untuk merealisasikan perdamaian antara Palestina dengan Israel.

Dengan demikian, diperlukan cara-cara yang dipraktikkan dalam mendukung Palestina di era Soekarno tidak lagi sesuai dengan realitas saat ini.

Joko menganggap perlu adanya pembaruan langkah yang lebih strategis dalam mendukung Palestina.

Saat ini, tambah Joko, Indonesia tengah menghadapi kegagalan dalam menghadapi dan membaca situasi yang berbuntut pada kebekuan cara pikir dan langkah strategis.

Menurutnya, membela kemerdekaan negara lain bukan berarti harus mengorbankan kepentingan nasional negara sendiri.

Baca juga: 15 Jurusan Sepi Peminat di Undip, Ada Incaranmu untuk UTBK SNBT 2023?

"Saat ini kita terjebak dalam kebekuan cara pikir dan langkah yang membuat kita mati gaya. Menurut saya ini adalah kebangkrutan strategi yang serius, membela Palestina dan menjalankan kepentingan nasional harusnya bisa selaras," tegas dia.

Dia menambahkan, kegagalan Indonesia kali ini justru menjadi kontraproduktif. Pasalnya, Indonesia meletakkan upaya pembelaan Palestina dalam posisi diametral dengan penggemar sepak bola.

"Itu kerugian, lho. Bukan tidak mungkin, masyarakat penggemar bola akan mengingat gerakan pembelaan ini (bela Palestina) sebagai sebuah masalah," terang dia.

Jadi pelajaran berarti buat Indonesia

Polemik yang terjadi saat ini seharusnya dapat menjadi pelajaran baik bagi pemerintah maupun masyarakat Indonesia ke depan.

Dalam keterangannya, Joko mengatakan bahwa menjalankan amanat untuk membela Palestina bukan berarti Indonesia harus mengorbankan kepentingan nasional.

"Tentu momentum ini menjadi pelajaran besar di kemudian hari, bahwa upaya mendukung dan membela negara mana pun harus tetap selaras dengan kepentingan nasional kita. Kalau tidak, ya kita akan seperti ini lagi, mengalami tragedi besar," ujar dia.

Ke depan, imbuhnya, pemerintah Indonesia harus lebih kreatif dalam menghadapi situasi pelik yang melibatkan kepentingan nasional.

Baca juga: Syarat Daftar Poltekim & Poltekip 2023, Kuliah Gratis Lulus Jadi CPNS

Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat juga harus lebih mengutamakan langkah strategis, alih-alih mengedepankan emosi dan sudut pandang beku secara ideologis.

"Bagi pemerintah Indonesia, nampaknya kita harus merumuskan sudut pandang baru dalam upaya kita membela Palestina ke depan. Tragedi ini tidak boleh terulang lagi," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com