Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hapus Tes Calistung Masuk SD, Nadiem Sebut 4 Fokus Pembelajaran PAUD

Kompas.com - 29/03/2023, 09:32 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tes baca, tulis dan hitung atau calistung untuk syarat masuk SD resmi dihapus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Kebijakan penghapusan calistung ini disampaikan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar episode 24 "Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan", Selasa (28/3/2023), dan berlaku mulai 2023.

Kebijakan tersebut diputuskan oleh Nadiem setelah melihat banyaknya miskonsepsi tentang calistung pada PAUD dan SD/MI/sederajat kelas awal (kelas 1 dan 2) yang masih sangat kuat di masyarakat.

Ia menyampaikan,miskonsepsi ini membuat anak seolah-olah harus bisa calistung jika mau masuk SD. 

Baca juga: Nadiem Makarim Hapus Tes Mata Pelajaran pada Jalur SBMPTN

Padahal, efek dari miskonsepsi ini membuat anak-anak tidak mendapat akses pendidikan yang merata akibat gagal lolos tes calistung. 

"Bukan berarti calistung itu suatu topik yang tidak penting diajarkan di PAUD. Saya tidak mau ada salah pengertian di sini. Poinnya adalah ada miskonsepsi bahwa hanya calistung itu yang terpenting dan cara ngajarin calistungnya Itu juga salah," kata dia saat meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, secara daring pada Selasa (28/3/2023).

Kesalahan pengajaran calistung ini , menurut Nadiem terletak sebagai syarat wajib anak-anak masuk SD.

"Ini suatu hal yang sudah tidak bisa lagi ditolerir dan kami mohon bantuan semua Bapak Ibu di dalam ruangan ini dan juga yang menonton YouTube untuk segera menghilangkan error besar ini seolah-olah SD di seluruh Indonesia tidak punya tanggung jawab sama sekali mengenai calistung dan itu tanggung jawabnya PAUD," Kata Nadiem secara rinci.

Baca juga: Kapan Anak Belajar Calistung? Ini Usia yang Pas

4 fokus pembelajaran PAUD

Untuk mengakhiri miskonsepsi tersebut, Nadiem menyampaikan empat fokus yang perlu dilakukan dalam pembelajaran di PAUD dan kelas awal SD.

Pertama, transisi PAUD ke SD perlu berjalan dengan mulus. Sehingga, proses belajar mengajar di PAUD dan SD/MI/sederajat kelas awal harus selaras dan berkesinambungan.

Kedua, setiap anak memiliki hak untuk diajari dan dibina agar kemampuan yang diperoleh tidak hanya kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan fondasi yang holistik.

“Bukan hanya kognitif, anak-anak juga berhak mendapatkan kemampuan holistik seperti kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya,” tambahnya lagi.

Ketiga, kemampuan dasar literasi dan numerasi harus dibangun mulai dari PAUD secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan.

Baca juga: Biaya Kuliah S1 Kedokteran UI, UGM, Unair, Undip, Unpad, dan Brawijaya

Keempat, “siap sekolah” merupakan proses yang perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak.

Setiap anak memiliki kemampuan, karakter, dan kesiapan masing-masing saat memasuki jenjang SD, sehingga tidak dapat disamaratakan dengan standar atau label-label tertentu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com