MENJELANG Ramadhan tahun ini, Polres Metro Jakarta Selatan mempublikasikan setidaknya ada 17 lokasi rawan tawuran yang ada di wilayahnya.
Kemudian, untuk menghindari insiden yang tidak diinginkan, masyarakat dihimbau agar tidak melakukan aktivitas Sahur on The Road (Kompas.com, 20/03/2023)
Membaca berita tersebut memberikan ingatan kepada penulis terkait pesan salah satu grup whatsapp. Di grup itu, kami mendapat kiriman foto dari salah seorang guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Foto tersebut merupakan halaman depan dari tayangan power point yang akan dipaparkannya pada kegiatan ‘teacher in house training’ di salah satu sekolah menengah pertama.
Tema yang tertulis di foto itu sangat menarik dan apik: “Strategi Pembelajaran menghadapi Degradasi Moral Peserta Didik.”
Sekolah tersebut sungguh sangat cekatan. Jeli melihat keadaan. Meskipun acara tersebut dilaksanakan jauh sebelum hadirnya Bulan Ramadhan. Dan, meskipun sebenarnya beberapa laporan terkait keberadaan anak atau siswa dalam ketegori aman-aman saja.
Rapor Pendidikan yang telah dikeluarkan Kemendikbud Ristek atas hasil Asesmen Nasional untuk Iklim Keamanan Sekolah berkategori aman baik untuk tingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat.
Kemendikbud Ristek mendefinisikan Iklim Keamanan Sekolah sebagai tingkat rasa aman dan kenyamanan murid dari hal rasa aman di sekolah, perundungan, hukuman fisik, pelecehan seksual, dan aktivitas narkoba di lingkungan sekolah. Tingkatannya dibagi menjadi tiga, yakni aman, waspada, dan rawan.
Selain itu, salah satu kesimpulan dari publikasi Indeks Kualitas Keluarga (IKK) tahun 2020 yang dilakukan Kemen PPPA dengan Badan Pusat Statistik menyatakan seluruh nilai IKK per provinsi berkategori kualitas keluarga yang cukup responsif gender dan hak anak. Aman juga.
Memang, kompleksitas permasalahan pendidikan tidak cukup dijadikan resume yang ditulis secara universal. Termasuk intervensi kebijakannya, tidak cukup hanya mengandalkan kesimpulan-kesimpulan yang juga masih universal. Harus ada rekaman dan tindak lanjut yang spesifik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.