Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Karakter Jadi Kunci Pendidikan Berkualitas di Indonesia

Kompas.com - 02/03/2023, 18:07 WIB
Dwi Oktariana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akses pendidikan yang merata serta memiliki kualitas merupakan salah satu tonggak utama keberhasilan suatu negara. Dengan pendidikan yang berkualitas dan merata, maka negara juga tidak akan kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Hal ini lah yang disampaikan oleh RP. Ignatius Joko Purnomo, Ketua Yayasan Karmel Keuskupan Malang dalam kesempatan penandatangan pedoman kerjasama antara Kupuku Indonesia, Lembaga Pendidikan NU Ma’arif, dan Yayasan Karmel di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Dalam kesempatan ini, Ignatius menjelaskan bagaimana pendidikan karakter harus menjadi perhatian bersama dalam sistem pendidikan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia tidak hanya memerlukan orang-orang yang cerdas, tetapi Indonesia membutuhkan orang-orang yang memiliki karakter.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

“Ketika berbicara tentang Indonesia maju, sebagaimana dicita-citakan dan sedang diusahakan oleh pemerintah Indonesia, maka sangat tidak cukup dengan sistem pendidikan yang hanya berfokus menghasilkan orang-orang cerdas dan hebat dalam ilmu pengetahuan. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang baik,” tutur Ignatius.

Lebih lanjut, Ignatius menyebutkan bahwa pendidikan karakter harus ditanamkan dalam sistem pendidikan Indonesia agar membentuk karakter peserta didik yang bermoral, menjunjung tinggi kejujuran, dan memiliki rasa toleransi antar sesama.

“Bagi kami, pendidikan karakter harus menjadi perhatian dan bagian yang integral dari sistem pendidikan kita dan itulah yang sedang kami pikirkan dan usahakan. Sistem pendidikan yang mampu menanamkan dan membentuk karakter seseorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, memiliki akhlak yang mulia, hati yang baik, pribadi yang memiliki religiusitas yang mendalam, menjunjung tinggi nilai kejujuran, toleransi, kerja keras, kemandirian, semangat kebersamaan, cinta tanah air, dan bertanggungjawab akan sesamanya,” tambah Ignatius.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

Sementara itu, kerjasama yang terjalin antara Yayasan Karmel, LP NU Ma’arif, dan Kupuku Indonesia mengadopsi konsep ideal pendidikan yang digagas oleh UNESCO dalam publikasinya yang berjudul “Reimagining Our Futures Together: A New Social Contract for Education.”

Dalam publikasi tersebut disebutkan bahwa guru menjadi salah satu faktor utama demi terwujudnya transformasi pendidikan dan sosial. Untuk itu, dibutuhkan transformasi cara mengajar yang harus diterapkan oleh para guru di sekolah.

Sejalan dengan konsep tersebut, Y.W. Junardy selaku Presiden Indonesia Global Compact Network (IGCN) dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan bahwa peran guru memiliki signifikansi yang besar bagi perubahan pendidikan Indonesia.

“Pendidikan yang berkualitas tidak cukup hanya dengan anak-anak yang berprestasi secara akademik. Pendidikan berkualitas adalah di mana anak-anak berkembang dengan suatu karakter,” ujar Junardy.

Lebih lanjut, Junardy menyebutkan bahwa saat ini pendidikan Indonesia masih berbasis pada sistem pendidikan dengan guru akan menghendaki sesuatu dan memberitahu muridnya untuk menghafalkan sesuatu. Untuk itu, pendidikan Indonesia membutuhkan ‘sistem mengajar’ baru yang dapat diterapkan oleh para guru kepada anak didiknya.

Junardy menjelaskan ada delapan prinsip yang harus ditanamkan oleh guru dan dimiliki oleh pelajar di Indonesia.

Baca juga: Rahasia Izza, Siswa yang Lolos di 10 Kampus Dalam dan Luar Negeri

Prinsip 8 C yang harus dimiliki oleh pelajar Indonesia

1. Curiosity

Pelajar Indonesia harus memiliki rasa ingin tahu yang besar tidak hanya pada ilmu pengetahuan, tetapi dalam segala aspek kehidupan. Ditengah keberlimpahan informasi di era digital saat ini, menemukan suatu informasi bukanlah hal yang sulit. Untuk itu, guru harus memiliki cara agar murid-muridnya memiliki rasa ingin tahu yang besar.

2. Critical Thinking

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com