Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2023, 11:07 WIB

KOMPAS.com - Meraih prestasi tingkat dunia bukanlah perkara mudah. Diperlukan ketekunan, kedisiplinan, dan kerja keras untuk meraihnya.

Itulah upaya yang dilakukan siswi SMAN 5 Surabaya, Nathania. Di usia 18 tahun, Nathania berhasil mengukir prestasi membanggakan dengan meraih juara 1 kategori Medicine and Health Science pada ajang kompetisi sains Taiwan International Science Fair (TISF) 2023.

TISF 2023 dihadiri sebanyak 22 negara, yaitu Taiwan, Indonesia, Singapura, Thailand, Macau, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Ukraina, Iran, Mesir, Luxemburg, Afrika Selatan, Tunisia, Turki, Italia, Brasil, Meksiko, Swiss, Republik Ceko, dan USA.

Baca juga: Cerita Rayna, Murid SD Raih Medali di Kompetisi Matematika Lawan 13 Negara

Pada kompetisi yang digelar secara luring di National Taiwan Science Education Center (NTSEC), Taiwan pada 5-11 Februari 2023, Nathania mengusung penelitian bertajuk “Moringa Extract (Moringa Oleifera) based Silver Nanoparticle Sisal Fabric as Antibacterial Against Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus”.

Dilansir melalui website Puspresnas, perjalanan prestasi Nathania hingga bisa meraih juara dunia berawal saat ia mewakili Indonesia di ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) tahun 2022. Di ajang itu, ia meraih Juara 1 dan Juara Favorit.

Tak berhenti disitu, ia semakin termotivasi mengembangkan penelitiannya lebih lanjut. Ia mengikuti National Science Fair for Indonesian Adolescents (NASFIA) yang diselenggarakan Indonesia Scientific Society (ISS) secara daring pada November 2022 lalu dengan meraih medali perak pada ajang NASFIA.

Baca juga: Perjuangan Ria, Gadis Papua yang Sukses Jadi Dokter dengan Beasiswa

Nathania mengatakan, sejak mewakili Indonesia di ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) dan meraih Juara 1, dirinya terpikir membuat antibakteri terhadap bakteri yang resisten antibiotik.

Menurutnya, masalah ini sudah menjadi masalah sejak dulu karena tingginya biaya dan sulitnya penanganan.

"Nah, dengan menggunakan kandungan moringa yang memiliki metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin dan alkaloid yang memiliki aktivitas antibiotik ditambah dengan agen nanopartikel perak. Jika disintesis bersama akan mengaktifkan zat tersebut dan berperan sebagai antibakteri. Lalu saya ajukan untuk mengikuti ajang NASFIA dan berhasil membawa pulang medali perak,” ungkap dia.

Atas capaiannya itu, Nathania mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi ke ajang internasional. Dirinya juga mendapat tawaran lomba dari Inggris hingga di Barcelona, Spanyol. Namun, Nathania memilih mengikuti lomba di Taiwan dengan berbagai pertimbangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com