KOMPAS.com - Meraih prestasi tingkat dunia bukanlah perkara mudah. Diperlukan ketekunan, kedisiplinan, dan kerja keras untuk meraihnya.
Itulah upaya yang dilakukan siswi SMAN 5 Surabaya, Nathania. Di usia 18 tahun, Nathania berhasil mengukir prestasi membanggakan dengan meraih juara 1 kategori Medicine and Health Science pada ajang kompetisi sains Taiwan International Science Fair (TISF) 2023.
TISF 2023 dihadiri sebanyak 22 negara, yaitu Taiwan, Indonesia, Singapura, Thailand, Macau, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Ukraina, Iran, Mesir, Luxemburg, Afrika Selatan, Tunisia, Turki, Italia, Brasil, Meksiko, Swiss, Republik Ceko, dan USA.
Baca juga: Cerita Rayna, Murid SD Raih Medali di Kompetisi Matematika Lawan 13 Negara
Pada kompetisi yang digelar secara luring di National Taiwan Science Education Center (NTSEC), Taiwan pada 5-11 Februari 2023, Nathania mengusung penelitian bertajuk “Moringa Extract (Moringa Oleifera) based Silver Nanoparticle Sisal Fabric as Antibacterial Against Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus”.
Dilansir melalui website Puspresnas, perjalanan prestasi Nathania hingga bisa meraih juara dunia berawal saat ia mewakili Indonesia di ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) tahun 2022. Di ajang itu, ia meraih Juara 1 dan Juara Favorit.
Tak berhenti disitu, ia semakin termotivasi mengembangkan penelitiannya lebih lanjut. Ia mengikuti National Science Fair for Indonesian Adolescents (NASFIA) yang diselenggarakan Indonesia Scientific Society (ISS) secara daring pada November 2022 lalu dengan meraih medali perak pada ajang NASFIA.
Baca juga: Perjuangan Ria, Gadis Papua yang Sukses Jadi Dokter dengan Beasiswa
Nathania mengatakan, sejak mewakili Indonesia di ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) dan meraih Juara 1, dirinya terpikir membuat antibakteri terhadap bakteri yang resisten antibiotik.
Menurutnya, masalah ini sudah menjadi masalah sejak dulu karena tingginya biaya dan sulitnya penanganan.
"Nah, dengan menggunakan kandungan moringa yang memiliki metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin dan alkaloid yang memiliki aktivitas antibiotik ditambah dengan agen nanopartikel perak. Jika disintesis bersama akan mengaktifkan zat tersebut dan berperan sebagai antibakteri. Lalu saya ajukan untuk mengikuti ajang NASFIA dan berhasil membawa pulang medali perak,” ungkap dia.
Atas capaiannya itu, Nathania mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi ke ajang internasional. Dirinya juga mendapat tawaran lomba dari Inggris hingga di Barcelona, Spanyol. Namun, Nathania memilih mengikuti lomba di Taiwan dengan berbagai pertimbangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.