KOMPAS.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengaku, masuk sekolah jam 5 pagi bagi siswa SMA di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa meningkatkan pengeluaran orangtuua.
Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan telah mendapat laporan jaringan P2G NTT terkait kondisi siswa, guru, dan orangtua di sana.
Sebab bagi siswa yang rumahnya jauh dari sekolah ditambah belum ada kendaraan umum beroperasi jam tersebut tentu harus mencari cara.
Baca juga: Ini Alasan Siswa SMA/SMK di NTT Wajib Masuk Sekolah Jam 5 Pagi
Misalnya, menyewa jasa ojek di luar aplikasi untuk mengantar pagi hari.
Bisa juga mereka terpaksa mengontrak dekat sekolah, sehingga berdampak pada membengkaknya biaya hidup per bulannya.
"Atau mereka terpaksa beli kendaraan bermotor. Pengeluaran biaya sekolah membengkak naik," kata Salim, saat diwawancara Kompas.com
Kondisi demikian tak hanya terjadi bagi siswa tetapi juga guru.
"Yang paling akan berdampak secara biaya hidup adalah guru honorer. Sudah gaji hanya Rp 500 ribu per bulan terpaksa harus membayar uang sewa kos atau kredit motor," keluhnya.
Sehingga, dia menilai kebijakan tersebut sangat tidak ramah anak, orangtua, dan guru.
"Kalau masuk pukul 5 pagi, pasti bangunnya pukul 04.00, bahkan bisa saja pukul 03.00 pagi jika jarak antara sekolah, rumah jauh, bahkan masih banyak siswa yang berjalan kaki menuju sekolah yang jauh. Dan tak mungkin guru-guru datang pukul 5 melainkan lebih pagi lagi," kata dia.
Baca juga: 5 Tanda Anak Perlu Ikut Les Tambahan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.