Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Nadiem Paparkan 3 Pilar Implementasi dari Merdeka Belajar Episode Ke-23

Kompas.com - 27/02/2023, 21:32 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar episode ke-23 “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, kebijakan tersebut merupakan komitmen pihaknya dalam meningkatkan kemampuan literasi generasi muda Indonesia.

Dia menjelaskan, terdapat tiga pilar utama yang menjadi acuan dalam mengawal kesuksesan program agar dapat berjalan dengan baik hingga ke pelosok tanah air.

“Terdapat tiga pilar implementasi kebijakan Merdeka Belajar episode ke-23, yakni pemilihan dan perjenjangan, cetak dan distribusi, serta pelatihan dan pendampingan,” jelasnya dalam acara peluncuran di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (27/2/2023).

Pada pilar pertama pemilihan dan penjenjangan, Kemendikbud Ristek memilih buku berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak.

Baca juga: Kemendikbud-Google Buka Pendaftaran Bangkit 2023 Batch 2, Segera Daftar

Kemudian, terpilihlah 560 judul buku dari pelatihan penulis/ilustrator lokal, terjemahan bahasa daerah ke Bahasa Indonesia dan bahasa asing ke Bahasa Indonesia, serta modul literasi numerasi siswa kelas 1 sampai 6 Sekolah Dasar (SD).

“Buku-buku itu telah dipilih, dijenjangkan, dan diverifikasi serta dapat diakses publik secara gratis melalui platform digital Kemendikbud Ristek,” katanya dalam siaran pers, Senin.

Nadiem mengungkapkan, pada kondisi sebelumnya, buku bacaan belum sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak.

Selain itu, buku bacaan bermutu kurang banyak tersedia di perpustakaan dan pojok baca sekolah.

“Kini, telah tersedia buku bacaan bermutu di perpustakaan dan pojok baca sekolah yang membantu (siswa) memilih buku bacaan yang sesuai minat dan kemampuan baca anak,” terangnya.

Baca juga: Kamu Punya Usaha? Daftar P2MW Kemendikbud Raih Bantuan Rp 20 Juta

Pada pilar kedua, cetak dan distribusi, Kemendikbudristek menyediakan dan mendistribusikan sebanyak 560 judul buku bacaan bermutu dengan total 15.356.486 eksemplar ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Buku-buku tersebut diberikan untuk 5.963 pendidikan anak usia dini (PAUD) dan 14.595 SD, serta daerah lainnya yang memiliki nilai kompetensi literasi/numerasi tergolong rendah.

Nadiem menyebutkan, melalui proses lelang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak dalam pendistribusian buku ke 470 kabupaten/kota yang paling membutuhkan.

“Kemendikbudristek berkolaborasi dengan dinas pendidikan, pegiat literasi, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan masyarakat setempat untuk memaksimalkan pendistribusian buku,” jelasnya.

Pada pilar ketiga, pelatihan dan pendampingan, Mendikbudristek menilai, kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan terletak pada kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan.

Baca juga: Kemendikbud: 3 Opsi Penerapan Kurikulum Merdeka 2023 bagi Sekolah

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com