Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog UGM: Gaya Hidup Mewah Pegawai Ditjen Pajak Bagaikan Gunung Es

Kompas.com - 27/02/2023, 18:37 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Gaya hidup mewah di lingkungan pegawai Ditjen Pajak menjadi perbincangan masyarakat tanah air.

Sorotan ini menguak usai kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio, putra pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo yang sering memamerkan kekayaannya di media sosial.

Baca juga: Universitas Prasetiya Mulya Resmi Keluarkan Mario Dandy Satrio

Sosiolog UGM, Dr. Andreas Budi Widyanta menilai gaya hidup mewah yang ditunjukkan salah satu pejabat Ditjen Pajak ibarat fenomena gunung es.

Praktik-praktik serupa diduga masih terjadi di kalangan pejabat lainnya.

"Ini seperti fenomena gunung es, yang kelihatan baru puncaknya saja sementara di bawah lautan jumlahnya banyak dan belum teridentifikasi. Inilah yang menyebabkan kenapa ketimpangan ekonomi bangsa menganga lebar," ucap dia mengutip laman UGM, Senin (27/2/2023).

Andreas mengatakan, di era saat ini gaya hidup yang memosisikan aspek-aspek materialisme sebagai penanda seseorang memiliki gaya hidup lebih dari yang lain kian terlihat jelas.

Dengan begitu penumpukan basis material menjadi bagian dari eksistensi seseorang utk menunjukkan kepada dunia akan kelas sosial elite berbeda dengan kebanyakan orang.

Tidak sedikit yang akhirnya masuk ke dalam perangkap besar liberalisasi ekonomi, konsumerisme, dan gaya hidup elite.

"Gaya hidup semacam itu membawa dampak berat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi tidak pernah punya kepekaan, ada begitu banyak orang yang sumber keuangan negara akan dihabiskan dengan perlombaan gaya hidup seperti itu. Apalagi itu pejabat publik, seharusnya lebih bersahaja," jelasnya.

Baca juga: Ibu dan Anak Raih Gelar Doktor Bersama di UNS dengan IPK 3,93

Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM ini menyebutkan praktik gaya hidup yang kompetitif dan berlomba mengejar kelas elite yang diglorifikasi tanpa disadari telah mengkhianati kehidupan bersama sebagai sesama warga negara.

"Ini menjadi bentuk pengkhianatan solidaritas hidup bersama sebagai bangsa-negara," ungkap dia.

Menurut Andreas, saat ini pemerintah perlu melakukan pembenahan melalui revolusi mental para pejabat publik, terutama yang terkait dengan keuangan, seperti pejabat Ditjen Pajak.

Selain itu juga didukung transparansi yang kuat terhadap pengelolaan keuangan negara.

Baca juga: Anak Pejabat Ditjen Pajak, Mario Dandy Bukan Lulusan SMA Taruna Nusantara

"Ada kemerosotan moral pejabat publik kita sehingga perlu segera dilakukan tindakan revolusi mental," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com