KOMPAS.com - Viona Angel Gloryka Sianturi, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berkesempatan untuk magang di Kantor Staf Presiden. Melansir laman Universitas Brawijaya, Viona menceritakan pengalamannya mengikuti program magang yang diselenggarakan oleh Sekolah Staf Presiden.
Viona bercerita, proses seleksi yang dilaluinya tidaklah mudah. Ia harus melewati dua tahap seleksi dan bersaing dengan 69.568 peserta yang kemudian hanya diambil 35 peserta untuk mengikuti Sekolah Staf Presiden.
“Ada 2 tahap seleksi yang harus diikuti, Yang pertama adalah seleksi berkas, dengan mengirimkan CV prestasi, organisasi, dan akademik. Di tahap ini, peserta juga diminta untuk membuat esai mengenai isu permasalahan di Indonesia. Lalu, yang kedua adalah wawancara langsung oleh Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden”, jelas Viona dalam keterangan resmi.
Baca juga: BCA Buka Magang Bakti 2022 Lulusan SMA-SMK dan D1-S1 di 40 Wilayah
Selama magang di KSP, Viona ditempatkan di 2 Kedeputian, yakni D 2 dan 5. Di Kedeputian 2 Viona bertugas menghandle isu pembangunan manusia.
"Saya berkesempatan untuk mendengar langsung keluhan para pekerja migran Indonesia di luar negeri, mengenai jaminan sosial dan kesehatan mereka selama bekerja. Sedangkan di Kedeputian 5 yang fokusnya di isu polhukam, saya berkesempatan untuk mengkritik alur pengajuan perlindungan saksi dan korban yang menurut saya terlalu birokratis dan tidak efisien," terangnya.
Walaupun masa magang hanya berdurasi 5 hari, Viona merasa banyak keuntungan yang ia dapatkan.
“Pastinya, saya mendapat pengetahuan baru dan lebih mendalam mengenai isu-isu di dalam negeri, karena sebagai anak HI saya lebih banyak belajar fenomena internasional. Saya juga belajar mengenai kepemimpinan. Tapi bagi saya, yang terpenting adalah menambah networks. Tidak hanya itu, saya juga bisa bertemu beberapa politisi dan pejabat tanah air, seperti Pak Moeldoko, Pak Ngabalin, dan Kak Billy Mambrasar," imbuh Viona.
Baca juga: Tips Sukses Wawancara Kerja dan Magang bagi Fresh Graduate
Hal lain yang menurut Viona berkesan ialah ia berkesempatan memaparkan hasil diskusinya di hadapan Kepala KSP.
Ia mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai kebijakan BPJS Migran di depan Kepala KSP, para tenaga ahli, dan teman-teman partisipan.
"Awalnya, saya berbicara agak gemetar karena sedikit gugup. Mungkin karena usulan ide dari saya diangkat menjadi solusi dari topik kami. Tapi puji Tuhan, saya benar benar puas karena ide kami diterima dengan sangat baik oleh para staf, bahkan menjadi satu satunya kelompok yang mendapat pujian dari tenaga ahli KSP," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.