Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran Duta Baca Indonesia Beri Energi Baik untuk Masyarakat

Kompas.com - 26/01/2023, 07:43 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kehadiran Duta Baca Indonesia (DBI) harus dapat memberikan dampak bagi masyarakat Indonesia.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyatakan DBI dibutuhkan untuk mengubah pola pikir dalam membaca dan menulis.

Baca juga: Unpad Kedatangan 11 Guru Besar Baru

Kehadiran DBI harus berdampak terutama saat bersentuhan langsung dengan masyarakat di daerah. Kerja DBI dinilai berat karena harus memastikan masyarakat menerima informasi baru melalui aktivitas dan gerakannya.

"Kita berada pada suatu era yang namanya ledakan informasi. Kalau hari ini ditaksir satu juta informasi lahir dalam satu hari, itu ditaksir minimal, dan kita hanya dapat satu, berarti kita ketinggalan 999.999 informasi. Karena itu, gerakan Duta Baca Indonesia untuk memastikan orang berada dalam ruang yang terkonfirmasi dengan dunia yang baru," kata dia dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).

Kepala Perpusnas menambahkan, melalui gerakannya, DBI dapat mendobrak pola pikir masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui penyiapan bahan bacaan.

Ditegaskan, DBI mewakili negara dalam setiap kunjungan. Pada tahun ini, DBI diharapkan meningkatkan kualitas kegiatannya. Pendeklarasian duta baca merupakan dukungan yang berharga bagi Perpusnas.

"Karena itu saya harap pejabat lainnya juga aktif untuk mendorong komunitas, institusi, ada duta bacanya di TNI, di Polri, di lembaga-lembaga vertikal dan organisasi-organisasi yang memang pengaruhnya sangat vital," jelas dia.

Gol A Gong didaulat menjadi DBI sejak 2021 dan mengusung tagline "Berdaya dengan Buku". Berdasarkan catatan, pada 2022, pria dengan nama lengkap Heri Hendryana Harris ini melakukan Gerakan Safari Literasi di 436 titik di seluruh Indonesia, yang mana 12 titik bersentuhan langsung dengan Perpusnas.

Gol A Gong melakukan sinergi dan kolaborasi dengan Perpusnas, pemerintah daerah, pegiat literasi, forum komunitas, dan seluruh masyarakat. Selama setahun, melalui aktivitasnya, Gol A Gong menghasilkan 54 buku antologi cerpen.

Dia menambahkan, selama tiga bulan, berkeliling ke 40 kota menggunakan mobil menuju daerah timur Indonesia.

Selama perjalanan, Gol A Gong menemukan tiga masalah utama terkait literasi di Indonesia.

Pertama, peran kepala dinas perpustakaan kurang maksimal dalam memotivasi kinerja para pustakawan.

Baca juga: 18.964 Mahasiswa UGM Peroleh Beasiswa Pendidikan

"Rata-rata kepala dinas perpustakaan merasa dibuang sehingga tidak memotivasi para pustakawan untuk melakukan kegiatan kreatif, inovatif, dan tentu out of the box. Itu banyak sekali saya temukan ketika diwawancara. Sehingga pustakawan-pustakawannya tidak kreatif, tidak mampu mengeksplorasi gagasan-gagasannya karena pimpinannya selalu mengatakan saya dibuang," ujarnya.

Kedua, akses ke perpustakaan atau toko buku masih sulit, terutama di daerah timur Indonesia.

Ketiga, distribusi yang tidak merata karena ekosistem perbukuan belum terbangun dengan sehat.

"Dan saya melihat Perpusnas melakukan penetrasi dengan pojok baca digital dan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS), jadi saya sebagai Duta Baca merasa mendapatkan mitra yang kompeten. Saya senang sekali ketika Perpustakaan Nasional ada di mana-mana," tutur dia.

Tahun ini, dia mengusung kegiatan dengan tajuk Gerakan Indonesia Menulis. Salah satu kegiatan gerakan ini adalah menggandeng pustakawan untuk menulis.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas, Adin Bondar menjelaskan tahun ini Perpusnas mengusung tema utama transformasi perpustakan berbasis inklusi sosial untuk kesejahteraan, solusi cerdas pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Dia menegaskan ketidakhadiran pengetahuan menjadi penyebab kemiskinan.

Baca juga: Muhammadiyah Tambah 1 Universitas Lagi di Sulawesi Selatan

Masyarakat berpengetahuan ditentukan oleh kualitas SDM. Kualitas SDM didukung oleh konektivitas dan akses terhadap pengetahuan, tersedianya sumber dan bahan pengetahuan, serta ketidakmampuan SDM karena perilaku atau budaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com