Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 12/01/2023, 08:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RIUHNYA sambutan terhadap Kurikulum Merdeka belum juga mereda. Terutama di daerah-daerah masih saja menyuarakan kebingungan atas kurikulum ini.

Metode unduh dari aplikasi Merdeka Mengajar nyatanya tidak menyelesaikan masalah.

Kurikulum ini adalah opsional. Tidak wajib dipakai, perlahan-lahan saja, begitu kata pihak Kemendikbudristek. Pakailah Kurikulum K13 jika belum bisa memakai Kurikulum Merdeka.

Sesungguhnya memberikan keleluasaan agar Kurikulum Merdeka opsional menimbulkan bahaya yang tidak terlihat untuk dunia pendidikan Indonesia.

Saat ini, kita sudah memasuki era disrupsi dan industri 4.0 serta masyarakat 5.0. Mari melihat dengan jernih.

Dalam satu negara pemakaian kurikulum yang berbeda, akan menimbulkan output yang berbeda pula.

Tidak adanya pelatihan teknis membuat para guru hanya sibuk copy paste atribut-atribut Kurikulum Merdeka yang berseliweran di internet, kemudian menerapkan metode cocoklogi terhadap mata pelajaran masing-masing.

Kurikulum yang katanya memerdekan guru justru memberi beban administrasi yang makin ruwet. Mindset guru-guru belum berubah, filosofi Kurikulum Merdeka belum tertanam dan terbingkai dalam jiwa para guru. Belum ada kedekatan batin dengan Kurikulum Merdeka.

Inti dari Kurikulum Merdeka adalah memberi ruang kemerdekaan untuk siswa agar dapat belajar sesuai kebutuhanya. Siswa diajar berdasarkan kecepatan dan kemampuan belajarnya yang akan diterapkan guru di dalam kelas yang dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Sehingga pada awal tahun ajaran dalam Kurikulum Merdeka harus ada asesmen diagnostik untuk memetakan kemampuan siswa. Untuk itu guru dituntut melakukan asesemen tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+