Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter UGM: Remaja Putri Harus Waspadai Skoliosis

Kompas.com - 11/01/2023, 17:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dalam Bincang Sehat Radio Indonesia Sehat (RAISA) FKKMK UGM, Senin (9/1/2023) mengambil tema tentang "Skoliosis: Solusi Tulang Melengkung".

Untuk narasumbernya ialah dr. Yudha Mathan Sakti, Sp.OT(K)., dari Departemen Ilmu Bedah Divisi Orthopedi FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menurut dia, remaja putri lebih berisiko mengalami skoliosis. Jadi, skoliosis terjadi jika tulang belakang terlihat bengkok saat dilihat dari bagian depan.

"Tulang belakang seharusnya berbentuk S jika dilihat dari samping dan terlihat lurus jika dilihat dari depan," ujarnya dikutip dari laman FKKMK UGM.

Baca juga: Dokter Unair: Angkat Beban Berat Sebabkan Rahim Turun, Ini Penjelasannya

Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai gejala skoliosis, yakni:

1. Mengalami rasa tidak nyaman

"Jika kondisi ini diabaikan dan tetap digunakan untuk melakukan aktivitas berat, rasa tidak nyaman akan berubah menjadi rasa nyeri," imbuh dia.

2. Pada skoliosis yang sudah parah, akan terlihat seperti ada punuk di bagian punggung penderita.

Cara mendeteksi skoliosis

Adapun salah satu cara yang paling mudah untuk mendeteksi skoliosis adalah melakukan gerakan membungkuk 90 derajat.

Jika tulang belakang terlihat tidak simetris dan terdapat salah satu tonjolan tulang iga, bisa dikatakan bahwa seseorang telah mengalami skoliosis.

Dijelaskan bahwa skoliosis sering ditemukan pada remaja putri beberapa bulan sebelum datangnya menstruasi.

Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang cukup cepat pada anak remaja yang berpengaruh pada kondisi tulang belakang.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini yang Harus Dilakukan jika Anak Kejang Demam

Tak hanya itu saja, 85 persen kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya. Namun, pertumbuhan yang signifikan pada usia remaja bisa menjadi salah satu penyebab tersebut.

Ia menegaskan, skoliosis bisa sembuh, namun definisi sembuh menurut dokter adalah keadaan balance dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara normal, bukan mengembalikan bentuk tulang belakang seperti semula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com