Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FTMD ITB Pimpin Tim Riset KCMP Makassar-Parepare, Kecepatan Bisa Capai 350 Km Per jam

Kompas.com - 07/01/2023, 12:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber ITB

KOMPAS.com - Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) dipercaya memimpin tim riset pengembangan Kereta Cepat Merah Putih (KCMP).

Adapun rute kereta cepat itu untuk dioperasikan rute Makassar menuju Parepare. Barulah kemudian akan menjadi bagian dari jalur kereta Trans-Sulawesi.

Melansir laman ITB, Jumat (6/1/2023), ITB resmi ditunjuk sebagai pemimpin tim riset untuk mengembangkan kereta cepat yang mengusung konsep ringan, hybrid dan cerdas.

Untuk kerja samanya dari hasil MoU PT INKA, PT KAI (Persero) serta sembilan perguruan tinggi salah satunya Institut Teknologi Bandung.

Baca juga: 45 Program Studi di ITB Terakreditasi Internasional, Apa Saja?

Konsorsium peneliti ini kemudian berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Kemendikbud Ristek dengan skema Matching Fund.

Ternyata, tujuan lain dari pembangunan Kereta Cepat Merah Putih (KCMP) ini merupakan langkah konkret Indonesia dalam mencapai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Kejar ketertinggalan dari negara lain

Tentunya untuk mengejar ketertinggalannya menjadi negara maju dan termasuk ke dalam 10 negara besar di dunia pada 2025.

Karenanya, proyek Kereta Api Makassar-Parepare ini merupakan salah satu rencana pemerintah untuk peningkatan total jalur kereta api di Indonesia yang saat ini mencapai 6.000 kilometer menjadi 10.000 kilometer pada 2030.

Di tahap awal, KCMP ini akan beroperasi pada jalur Makassar-Parepare sepanjang 140 km dengan melewati tujuh stasiun.

Baca juga: 9 Makanan Sumber Protein, Mahasiswa Sudah Paham?

Berbeda dengan kereta api yang sebelumnya beroperasi di Indonesia, desain KCMP ini memiliki beberapa keunggulan. Yakni mengusung konsep kereta api ringan, hybrid, dan cerdas.

Konsep cerdas yang dimiliki oleh kereta api ini adalah sistem informasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi terkini sehingga kereta tersebut mampu melaju ke lintasan hingga berhenti di stasiun tujuan secara mandiri.

Sedang konsep ringan pada kereta api ini berarti memiliki konstruksi ringan yang terbuat dari alumunium serta bahan komposit serat fiber yang sering digunakan pada struktur pesawat terbang.

Tentunya hal ini berbeda dengan dengan kereta api pada umumnya yang terbuat dari baja.

Basis hybrid yang diusung memiliki arti bahwa kereta api bertenaga listrik yang dihasilkan terlebih dahulu dari mesin diesel dan disimpan di dalam baterai.

Baca juga: 10 Hard Skill dan Soft Skill Wajib Dimiliki Mahasiswa

Hal ini dikarenakan konsep kereta listrik sepenuhnya belum bisa direalisasikan mengingat ketersediaan listrik di Sulawesi belum bisa memasok jaringan listrik sesuai dengan kebutuhan pengoperasian kereta.

Dirancang bisa berkecepatan 350 km/jam

Ternyata, KCMP ini didesain untuk beroperasi pada kecepatan maksimum 220 km/jam sehingga tergolong sebagai salah satu jenis kereta cepat (high speed train).

Tentu ini berbeda dengan kereta lokal lainya yang hanya memiliki kecepatan berkisar 100 km/jam.

Dengan kemampuan mendesain dan memproduksi kereta pada kecepatan 200 km/jam, nantinya KCMP ini akan dengan mudah di-upgrade untuk beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi (350 km/jam).

Baca juga: Polbeng Inovasi Kapal Fiberglass, Kini Makin Diminati Industri

Hasil dari rancangan dan perhitungan ini sudah berada di tahap pembuatan prototipe oleh PT INKA yang diprediksikan selesai pada tahun 2023. Kemudian, prototipe ini akan dioperasikan pada akhir 2023 jalur Makassar-Parepare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ITB


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com