Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letak Geografis hingga Perang, Ini 5 Alasan Ada Banyak Bahasa di Dunia

Kompas.com - 26/12/2022, 18:37 WIB
Andia Christy,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap harinya manusia dapat berkomunikasi menggunakan bahasa.

Terdapat ribuan bahasa berbeda yang tersebar di seluruh dunia dan digunakan dalam keseharian.

Baca juga: 3 Sekolah Terbaik di Bandung dan Profil Singkatnya

Menjadi suatu hal yang unik ketika manusia di bumi tidak hanya berbicara dengan satu bahasa yang sama.

Atas dasar itu, melansir dari situs resmi Badan Pendidikan Kristek (BPK) Penabur, setidaknya terdapat lima hal yang bisa menjelaskan mengapa ada banyak bahasa di dunia saat ini.

1. Berkembang di beberapa lokasi

Tidak ada yang mengetahuinya secara pasti mengenai apakah manusia pernah berkomunikasi hanya dengan satu bahasa.

Namun, terdapat dua aliran pemikiran yang sejauh ini banyak dipercaya.

Pertama, monogenesis. Aliran ini menyebutkan semua bahasa mengalami evolusi dari bahasa leluhur tunggal.

Misalnya seperti berdasarkan teori 'Out of Africa' yang menyebutkan bahwa penyebaran manusia berawal dari Afrika.

Pada awalnya manusia mempunyai bahasa tunggal.

Kemudian, saat manusia purba bermigrasi ke luar Afrika, bahasa yang digunakan ikut berubah dan berkembang menjadi lebih kompleks.

Kedua, terdapat aliran polygenesis yang mengklaim bahwa bahasa leluhur berkembang secara mandiri.

Baca juga: Sosok Nadi, Anak Petani yang Jadi Guru Besar Termuda di Unesa

Hal itu berarti manusia baru mengenal bahasa ketika sudah bermigrasi dari Afrika.

Bahasa-bahasa yang berkembang saat ini pun tidak berasal dari satu bahasa leluhur tunggal.

Dari kedua pemikiran tersebut, dapat dilihat bahwa alasan utama mengapa terdapat begitu banyak bahasa ialah karena berkaitan dengan jarak dan waktu.

Manusia terus bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain sehingga membuat bahasa ikut berubah seiring waktu.

2. Peperangan

Migrasi kelompok manusia tidak selalu berlangsung secara damai. Terkadang, ada perselisihan hingga peperangan.

Peperangan tersebut memengaruhi bahasa yang digunakan manusia.

Peperangan dapat menciptakan bahasa baru atau membuat sebuah bahasa yang telah mapan menjadi punah.

Misalnya seperti masyarakat yang kalah dalam perang akan dipaksa untuk menggunakan bahasa dari yang memenangkan perang.

Baca juga: Alumnus UNS Ini Sukses Berbisnis dan Punya 2,9 Juta Follower di TikTok

3. Letak geografis

Ternyata, distribusi bahasa tidak merata karena letak geografis sebuah wilayah.

Contohnya seperti Eropa yang mempunyai sekitar 225 bahasa asli, sedangkan Papua Nugini yang wilayahnya lebih kecil memiliki 820 bahasa.

Terdapat peran dari faktor geografis di gunung, sungai, hutan, dan rawa yang membuat masyarakat di Papua Nugini terbagi menjadi suku-suku kecil.

Kelompok-kelompok ini sudah terisolasi sangat lama sehingga mereka mengembangkan bahasanya sendiri. Berbeda suku, berbeda pula bahasanya.

Namun, faktor geografis bukan hanya mempengaruhi bahasa saja, melainkan juga budaya di seluruh dunia.

4. Adaptasi akustik

Secara sederhana, adaptasi akustik berhubungan dengan cara hewan menyesuaikan suaranya atau panggilan di lingkungan mereka agar bisa terdengar.

Misalnya, di hutan yang lebat dengan iklim panas suara vokal lebih mudah didengar dibandingkan dengan suara konsonan.

Adaptasi akustik ini menjelaskan mengapa terdapat begitu banyak bahasa dan beberapa bahasa yang dapat terdengar sangat berbeda.

Baca juga: 4 Cara Gunakan KIP Kuliah Digital, Mahasiswa Harus Tahu

Contohnya ialah akses bahasa Inggris-Amerika yang diucapkan oleh penutur asli di Amerika Serikat sangat berbeda dengan bahasa Inggris-Britania yang diucapkan oleh penutur asli Inggris.

Pada 2015, peneliti dari University of New Mexico dan Laboratoire Dynamique du Langage-CNRS di Paris melakukan penelitian terhadap 628 bahasa dari seluruh dunia dan membandingkan karakteristik dialeknya dengan iklim di tempat bahasa tersebut berkembang.

Hasilnya, bahasa yang berasal dari daerah hangat dengan tutupan pepohonan lebat cenderung menggunakan konsonan lebih sedikit.

Begitu pula sebaliknya, wilayah yang dingin dengan pohon yang sedikit cenderung lebih banyak menggunakan suara vokal.

5. Dipengaruhi hujan

Hal lain yang juga mempengaruhi kenapa bisa ada banyak bahasa, setidaknya di beberapa wilayah adalah karena hujan.

Peneliti dari Pusat Sintesis Evolusi Nasional Australia mengungkapkan hasil eksperimen dengan memanfaatkan pemodelan komputer untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keragaman bahasa asli di Negeri Kanguru itu.

Baca juga: 15 PTN Penerima KIP Kuliah Terbanyak SNMPTN 2022, Jadi Acuan SNBP 2023

Mereka menemukan bahwa di Australia, curah hujan ikut mempengaruhi jumlah serta distribusi Bahasa Aborigin di sana.

Di Australia, wilayah dengan curah hujan lebih tinggi memiliki populasi manusia yang lebih banyak, hal tersebut akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan bahasa di wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com