Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampak Stres bagi Ibu Hamil dan Janin yang Dikandung

Kompas.com - 26/12/2022, 11:45 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Selain kesehatan secara fisik, menjaga kesehatan psikis juga sangat penting bagi seseorang, tak terkecuali ibu hamil.

Ada beberapa penyebab stres pada ibu hamil, seperti sumber daya rendah, kondisi pekerjaan tidak stabil, tanggung jawab dalam keluarga, ketegangan dalam hubungan pernikahan, dan komplikasi kehamilan.

Baca juga: 3 Sekolah Terbaik di Bandung dan Profil Singkatnya

Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran Unair, Dr. Lestari Sudaryanti menyatakan, ibu hamil yang stres akan membahayakan janin dan kondisi ibu.

"Stres dapat mengakibatkan peningkatan kortisol, norepinefrin, dan peradangan yang akan berakibat pada kesehatan ibu dan janin," ucap dia dalam keterangannya dikutip dari laman Unair, Senin (26/12/2022).

Kortisol dan norepinefrin adalah hormon alami yang dihasilkan oleh tubuh ketika seseorang sedang mengalami kondisi tertentu, salah satunya saat tertekan.

Dia menyebut, dampak stres untuk ibu hamil akan meningkatkan risiko melahirkan dalam keadaan prematur lebih besar.

"Ibu hamil stres memiliki risiko 25 hingga 60 persen lebih besar untuk melahirkan prematur," ucap dia.

Selain itu, ada dampak lain yang dapat terjadi pada ibu hamil yang stres, yaitu preeklampsia dan diabetes gestasional.

Preeklampsia merupakan kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urin pada usia kehamilan ibu lebih dari 20 minggu.

Sedangkan diabetes gestasional adalah diabetes yang berlangsung saat kehamilan ibu hingga proses persalinan.

Selain berdampak buruk pada ibu, stres turut memberikan dampak kepada janin.

Dampak tersebut ialah risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), peningkatan risiko kelainan jantung bawaan, maupun risiko anak dengan autisme.

"Jika kortisol ibu meningkat maka kortisol janin juga meningkat yang akan mempengaruhi fungsi bagian tertentu pada otak. Hal ini yang akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya," jelas dia.

Baca juga: 15 PTN Penerima KIP Kuliah Terbanyak SNMPTN 2022, Jadi Acuan SNBP 2023

Pertumbuhan plasenta menjadi terhambat ketika ibu hamil mengalami stres.

Pada kondisi stres yang berat, maka tubuh akan produksi kortisol secara berlebihan.

"Produksi kortisol yang berlebihan dalam tubuh akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan plasenta. Akibatnya plasenta pada ibu hamil yang stres akan lebih kecil ukurannya dibanding ibu hamil sehat," ungkap dia.

Seperti yang diketahui bahwa plasenta berfungsi untuk menyuplai oksigen dan nutrisi kepada janin serta membuang sisa metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh janin.

Dukungan keluarga utamanya suami menjadi komponen penting pada kehamilan ibu, agar kondisi stres bisa dicegah.

Baca juga: 4 Cara Gunakan KIP Kuliah Digital, Mahasiswa Harus Tahu

Masyarakat juga harus turut serta untuk menciptakan kondisi lingkungan yang ramah akan ibu hamil baik secara fisik atau psikis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com