Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 23/12/2022, 14:15 WIB


KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar dua tahun membawa dampak signifikan dalam bidang pendidikan. Terjadi kesenjangan belajar pada siswa akibat hilangnya pembelajaran atau learning loss, khususnya mereka yang tinggal didaerah pedesaan dan disabilitas.

Akibatnya, banyak siswa di Indonesia yang belum menguasai keterampilan dasar literasi dan numerasi, sehingga mereka akan semakin tertinggal di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dari berbagai pihak dalam melakukan pemulihan pembelajaran.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tana Tidung, Kalimantan Utara, Vamelia Ibrahim berinisiatif dalam membantu pemerintah mempercepat pemulihan pembelajaran tersebut.

Baca juga: Kisah Bidan Desa, Dirikan “Taman Baca” Bangun Karakter Anak Desa

“Misi saya adalah mencerdaskan anak-anak bangsa,” ungkapnya pada acara Temu Inovasi ke 14 bertajuk ”Transformasi Pembelajaran: Sampai di mana Perjalanan Kita?” Selasa (6/12/2022) di Jakarta.

Guna menjalankan misi tersebut, Vamelia menggerakan ibu-ibu PKK untuk membangun satu taman baca di setiap desa.

“Kami membentuk satu desa satu taman baca. Penggeraknya adalah masyarakat dan Tim Penggerak PKK. Semua masyarakat terlibat dalam program ini,” ujarnya.

Awalnya Vamelia melihat dampak dari Pandemi Covid-19 bagi anak-anak di desa Tana Tidung. Ketika melakukan kunjungan ke desa-desa, Vamelia menemukan anak-anak yang ketinggalan pembelajaran, khususnya dalam hal membaca.

“Dua tahun anak-anak kita kehilangan pembelajaran karena pandemi. Ini dampaknya sangat besar. Saya kunjungan ke SD, anak kelas IV cuma bisa mengeja. Kan kasihan,” tuturnya.

Baca juga: Cara Kreatif Sekolah di Lamongan Menumbuhkan Kecintaan Siswa pada Buku

Adanya rasa prihatin dengan kondisi tersebut mendesak Vamelia untuk membentuk TBM agar anak-anak tidak semakin ketinggalan.

“Saya ingin nya anak-anak itu punya pondasi awal yang bisa membaca, memaknai bahan yang dia baca, dan dia tahu konteks baca itu apa. Nah, itulah sebenarnya arti membaca secara harafiah,” urai Vamelia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+