Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tertarik Menjadi Programmer tapi Tidak Punya Latar Belakang IT? Onetwocode Punya Solusinya

Kompas.com - 20/12/2022, 15:30 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem bekerja dari jarak jauh (remote working), baik work from home (WFH) maupun work from anywhere (WFA), telah menjadi tren selama dua tahun terakhir. Situasi ini menyadarkan banyak orang bahwa bekerja tidak harus dari kantor.

Terlebih lagi, pada era digital saat ini, kecanggihan teknologi semakin memudahkan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan dari mana saja. Era digital dan tren remote working membawa efek domino berupa peningkatan minat untuk menjadi freelancer.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, jumlah orang yang bekerja sebagai freelancer mencapai 33,34 juta. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 26 persen atau 4,32 juta dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan minat untuk menjadi freelancer berpotensi akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu alasan banyak orang memilih untuk menjadi freelancer adalah fleksibilitas yang ditawarkan.

Platform pencarian kerja khusus freelance yang menjamur pun kian memudahkan para freelancer untuk mencari dan memilih pekerjaan yang diinginkan. Jenis pekerjaan yang tersedia untuk freelance juga sudah sangat beragam.

Baca juga: 8 Profesi Menjanjikan bagi Lulusan IT Selain Jadi Programmer

Umumnya, jenis pekerjaan freelance yang banyak diminati antara lain data entry, penulis dan editor konten, fotografer, voice over, penerjemah, serta desainer grafis. Namun, profesi programmer juga makin banyak dicari saat ini.

Penghasilan seorang freelance programmer pun dapat bersaing dengan programmer yang berstatus pegawai perusahaan. Rata-rata penghasilan freelance programmer secara global sebesar Rp 560.000 per jam.

Persiapan menjadi freelance programming

Selain membuat akun di situs website pencarian kerja freelance, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan untuk bisa mendapatkan klien. Pertama, kamu perlu membangun kredibilitas dan personal branding sebagai seorang programmer.

Salah satu caranya adalah dengan membuat portofolio pengalaman dan hasil kerja yang telah kamu capai. Portofolio tersebut dapat kamu pamerkan di website pribadi atau akun media sosial (medsos) dan akun profesional seperti LinkedIn.

Baca juga: Mahasiswa Ingin Coba Kerja Freelance? Coba Cara Ini

Kedua, menentukan tarif. Sebelum menentukan tarif, kamu perlu melakukan riset untuk mengetahui rata-rata tarif per jam atau per proyek bagi seorang freelance programming.

Selain itu, pengalaman, keahlian, dan pengeluaran kamu juga perlu menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan tarif. Tarif untuk freelance programmer umumnya bervariasi, tergantung spesialisasi dan proyek yang dikerjakan.

Ketiga, seiring cepatnya perkembangan teknologi digital, programmer dituntut untuk terus mengembangkan keahliannya. Oleh karena itu, menguasai banyak bahasa pemrograman sudah jadi keharusan, seperti Python, Java, JavaScript, C#, dan PHP.

Selain itu, kamu juga perlu tetap up-to-date tentang teknologi dan industri pemrograman terbaru secara global maupun di dalam negeri. Kamu dapat mengikuti berita di media atau berlangganan publikasi yang terkait dengan teknologi dan pemrograman.

Di kelas Intro to Programming, kamu akan mempelajari skill mulai dari JavaScript hingga manipulasi string.Dok. Onetwocode Indonesia Di kelas Intro to Programming, kamu akan mempelajari skill mulai dari JavaScript hingga manipulasi string.

Baca juga: Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Digital Marketing dan Programming Gratis

Memulai dari nol dengan kursus programming

Untuk memulai karier sebagai programmer, kamu tidak harus memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman bekerja di bidang technology and information (IT). Kamu dapat memulai dari nol dengan mengikuti kelas programming yang ditawarkan lembaga kursus seperti Onetwocode Indonesia.

Lembaga kursus yang berdiri sejak Maret 2018 tersebut memberikan solusi untuk peserta yang tidak punya latar belakang IT dan takut tidak mampu mengikuti pelajaran dengan menawarkan metode belajar dua arah agar proses pembelajaran lebih intensif.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com