Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Lulus S3, Japhet Dirikan Sport Massage dan Terapi ala UNY di Burundi

Kompas.com - 20/12/2022, 10:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu lulusan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini punya prestasi gemilang. Meski keluarganya memiliki keterbatasan dana, tetapi tak menyurutkan niat Japhet Ndayisenga dari Burundi (negara di Afrika Bagian Timur) untuk menimba ilmu.

Japhet Ndayisenga adalah salah satu lulusan UNY bergelar Doktor di bidang olahraga. Bahkan kuliah di UNY sejak ambil magister.

Melansir laman UNY, Selasa (20/12/2022), ia direkrut sebagai student employment oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan waktu itu.

Tentu agar dapat menambah bekal pengalaman dan sekaligus belajar manajerial bagaimana cara kepemimpinan yang melayani.

Baca juga: Dosen UNY-UGM Inovasi Smart Farm, Ini 5 Keunggulannya

Bahkan Japhet Ndayisenga berhasil menyelesaikan studi S2 dalam waktu 3 semester dan memperoleh predikat Summa Cumlaude.

Tak berhenti disitu saja, keinginan menimba ilmu di ‘Padepokan Randu Alas’ UNY dirasa masih kurang olehnya.

Akhirnya Japhet mendapatkan pencerahan dengan bantuan beasiswa dari UNY dan melanjutkan sebagai student employment sekaligus menjadi ‘anak asuh’ Rektor UNY.

Berkat ketekunan dan pantang menyerah seorang magister olahraga dari negeri Burundi akhirnya ia mampu menyelesaikan Doktor Ilmu Keolahragaan dalam waktu empat semester satu bulan dengan predikat Summa Cumlaude.

Jadi agen perubahan di Burundi

Dengan berbekal ilmu keolahragaan yang diperoleh selama di UNY itu, Dr. Japhet menjadi agen perubahan di Burundi.

Adapun satu karya monumental yang dibuat untuk negerinya Burundi adalah mengembangkan dan mempraktikkan ilmunya dengan branding ‘Sport massage dan terapi UNY’.

Bahlan masuk ke rumah sakit peringkat satu di Burundi untuk memberikan layanan kepada para pasien di rumah sakit tersebut.

Baca juga: Fani, Putri Pedagang Pasar Lulus UNY dengan IPK Tertinggi

Agar mampu meyakinkan hal tersebut, tim UNY berkunjung ke Burundi kemudian diajak untuk melihat kondisi yang sangat minimalis tetapi dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal di rumah sakit peninggalan penjajah Inggris tersebut.

Hal ini diperkuat oleh Kepala Rumah Sakit Dr. Bonite Havyarimana, bahwa warga Burundi sangat beruntung dengan ide kreatif Dr. Japhet membuka klinik tersebut.

Banyak pasien meningkat kebugarannya

Dari klinik itu banyak pasien yang sembuh dan meningkat kebugarannya setelah mengikuti terapi ini.

"Model yang dikembangkan meliputi terapi, sport massage, exercise dengan sepeda, treatmill dan peralatan seadanya, bahkan ruang untuk massage cukup di lantai dengan digelar matras dan kain tirai penutup," terangnya dikutip dari laman UNY.

Kepala Rumah Sakit menegaskan lagi untuk bisa dilakukan kerjasama sehingga ke depan dapat melahirkan Japhet junior lainnya.

Dan akhirnya Dr. Japhet Ndayisenga dilantik sebagai Direktur Klinik Sport Massage dan Terapi ala UNY di rumah sakit bernama Clinicque Prince Louis Rwagasore.

Baca juga: Mobil Tim UNY Masih Paling Irit, Juara Lagi di Kontes Mobil Hemat Energi 2022

Tentunya, atas karya Dr. Japhet dengan klink terapi tersebut, maka Pemerintah Burundi melalui rumah sakit tersebut memberikan gaji lebih kurang 1.500 USD, dimana gaji tersebut termasuk tinggi di negara Burundi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com