Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2022, 14:32 WIB

KOMPAS.com - Mengkolaborasikan sejumlah mata pelajaran tidak hanya bisa membuat murid lebih mudah mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari, namun juga dalam hal memahami materi.

Inilah upaya yang dilakukan oleh guru-guru di SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Utara, Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Enam guru SMA di Sampit tersebut tidak hanya mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran, namun juga mengkolaborasikan enam mata pelajaran sekaligus, yaitu matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, pendidikan kewirausahaan, ekonomi, dan biologi.

Baca juga: Kisah Guru Nofri, Rela Tempuh 40 Jam Perjalanan demi Berbagi Ilmu

“Di sekolah kami sebenarnya belum menerapkan Kurikulum Merdeka dan belum tahu akan diterapkan kapan. Tapi kami mau coba belajar mandiri, termasuk melalui program Siap Kurikulum Merdeka ini yang difasilitasi oleh pemerintah provinsi Kalimantan Tengah bersama Yayasan Guru Belajar,” ungkap Nikkon Bhastari, salah satu guru SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Utara, dalam keterangan resmi Yayasan Guru Belajar.

Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) sendiri, Kemdikbud Ristek telah memberikan keleluasaan untuk pemerintah daerah agar sekolah bisa memilih cara pembelajaran muatan lokal diterapkan.

Membuat proyek yang dekat dengan kehidupan para siswa

Nikkon menjelaskan, indikator capaian setiap mata pelajaran sebenarnya bisa diintegrasikan.

Pembelajaran kolaboratif, jelas dia, akan memudahkan murid memahami konsep yang dipelajari.

Kolaborasi antara guru mapel ini dimulai dengan berdiskusi tema apa yang bisa dijalankan.

Baca juga: Saat IPA Jadi Pelajaran Favorit Siswa dan Guru Jadi Idola

Keenam guru menyepakati tema proyek menanam jagung karena sekitar sekolah merupakan lahan pertanian. Pasalnya, bercocok tanam adalah hal yang dekat dengan murid.

Selain itu, salah satu guru juga memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang pertanian.

Selanjutnya, masing-masing guru mulai membuat capaian pembelajaran yang disesuaikan dengan tema, seperti misalnya pelajaran matematika belajar menganalisis peluang usaha tanaman jagung. Analisis ini sesuai dengan materi distribusi binomial dan normal.

Murid juga belajar proses ekonomi dari produksi, distribusi, hingga konsumsi pada bisnis tanaman jagung.

Untuk pelajaran biologi, murid belajar mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.

“Dengan mengintegrasikan mata pelajaran, materinya jadi lebih fokus. Murid jadi lebih mudah paham. Kalau tidak kolaboratif contohnya bulan Agustus misalnya belajar jagung di pelajaran biologi, baru setelah itu bulan November belajar jagung di matematika. Jadi tidak utuh, sepotong-sepotong,” terang Nikkon saat berbagi pengalamannya ini perayaan belajar Siap Kurikulum Merdeka beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kisah Guru Betty, Raih Penghargaan Internasional karena Empati Tinggi

Tips menerapkan pembelajaran kolaboratif bagi guru

Berdasar pengalaman dan rekan-rekan di sekolahnya, Nikkon membagikan tips apabila guru lain juga ingin menerapkan pembelajaran yang kolaboratif.

Pertama, harus rutin berkomunikasi dengan guru lain. Kedua, minta izin pelaksanaannya ke kepala sekolah.

Ketiga, mengumumkan ke murid, guru lain, wali kelas, hingga orang tua murid. Akan lebih baik jika melibatkan.

Keempat, buat komitmen bersama. Kelima, kurun waktu pelaksanaan harus jelas. Keenam, materi serta capaian akhir yang ingin dicapai harus disepakati dengan jelas.

Ketujuh, rutin melakukan refleksi agar segera bisa memperbaiki apa yang kurang.

“Selain itu, kalau mau memulai, carilah pengikut pertama. Siapa yang mau kita ajak kolaborasi. Tetap melakukan walaupun dipandang aneh. Karena kegiatan seperti ini tidak umum dilakukan, maka mungkin akan ada pandangan kurang menyenangkan dari orang lain, cuek atau abaikan saja,” pungkas Nikkon.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+