Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Kerja Lembur? Ini 2 Dampaknya Menurut Dosen UM Surabaya

Kompas.com - 12/12/2022, 10:18 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Para pekerja di bidang apapun selalu berusaha menampilkan performa yang terbaik dan memuaskan.

Alhasil, tidak jarang untuk memenuhi ekspektasi itu para pekerja melakukan kerja lembur.

Baca juga: Kiat Erina Gudono Kuliah di Kampus Top Dunia: Belajar 30 Jam

Kerja lembur dapat diartikan sebagai jadwal yang melebihi waktu kerja yang seharusnya mereka lakukan.

Banyak faktor yag dapat menyebabkan seseorang melakukan kerja lembur, seperti masalah sosial ekonomi dengan tujuan mendapatkan upah lebih, menyelesaikan target pekerjaan, serta sengaja dilakukan bagi yang gila kerja.

Dosen Keperawatan Jiwa FIK UM Surabaya, Uswatun Hasanah menyebut, terlalu sering kerja lembur memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental seseorang.

"Beberapa penelitian menunjukkan, di antara masalah kesehatan mental yang dialami pekerja yang sering lembur, seperti kecemasan dan depresi," kata dia dalam keterangannya dikutip Senin (12/12/2022).

Uswatun menyebut, sebuah studi menemukan orang yang bekerja lebih dari 40-90 jam seminggu memiliki risiko lebih besar mengalami depresi dan kecemasan, baik pekerja laki-laki maupun perempuan.

Beberapa gejala kecemasan dan depresi yang muncul pada orang yang sering kerja lembur, yakni:

  • Sulit tidur
  • Sulit menikmati kegiatan.
  • Aktivitas yang dilakukan seperti hobi
  • Merasa stres
  • Selalu khawatir tidak dapat menyelesaikan pekerjaan atau memenuhi target
  • Merasa tidak puas dengan hasil kerja yang dilakukan
  • Sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.

Baca juga: Dosen UM Surabaya Beri 7 Tips Kencan Online di Tinder

Munculnya masalah kecemasan dan depresi saat kerja lembur, sebut dia, disebabkan oleh berkurangnya waktu yang digunakan untuk beristirahat.

Lalu tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan hobi dan liburan bersama orang-orang terdekat.

Oleh sebab itu, diperlukan keseimbangan antara kehidupan bekerja dan kehidupan pribadi.

Selain itu, perlu membuat batasan yang jelas kapan waktu bekerja dan berlibur.

Baca juga: Rektor Minta Lulusan Unair Jangan Minder

"Menikmati hobi, menjaga kesehatan, mengonsumsi makanan sehat, aktivitas fisik yang cukup, sehingga kesehatan mental dapat terjaga," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com