Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajemen Data Ratusan Kampus IT Diperlukan untuk Karier dan Industri

Kompas.com - 09/12/2022, 09:46 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom), Prof. Zainal A. Hasibuan menuturkan saat ini dari 1.500 program studi (Prodi) kampus Informatika dan Komputer di seluruh Indonesia.

Dari angka itu, lebih dari 850 prodi menampung lebih dari 500.000 mahasiswa tingkat D1 hingga D3.

Baca juga: Syarat dan Tahapan Masuk IPDN, Lulus Bisa Jadi Camat hingga Gubernur

Setiap tahunnya dihasilkan 40.000 hingga 50.000 orang alumni per tahunnya.

"Kerja sama dengan Tech tidak saja mempercepat digitaliasi kampus yang menginduk ke dalam Aptikom melalui Edufecta, tapi secara otomatis kami dibantu dalam hal kemungkinan magang hingga talent management yang berguna bagi tracking alumni," ucap dia dalam keterangannya, Jumat (9/12/2022).

Menurut Prof. Zainal A. Hasibuan, sistem akreditasi pendidikan di Indonesia selain kerapihan data kampus adalah mix and match dengan industri.

Artinya, membutuhkan talent management system sebagai solusi juga strategi mengatasi masalah karier alumni dan kebutuhan industri.

Salah satu perusahaan konsisten mengambil peran nyata dalam mempercepat proses digitalisasi dan optimalisasi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia adalah PT IndoSterling Technomedia (Tech).

Namun, Tech tidak berjalan sendiri, tapi menggandeng Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM)

"Sebagai salah satu pemain utama Edutech terbesar di Tanah Air, Edufecta hadir untuk memberikan solusi nyata bagi kemajuan dunia pendidikan tinggi Indonesia khususnya kampus Informatika dan Komputer," ucap CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) Ucu Komarudin.

Baca juga: 30 BUMN Buka 890 Lowongan Kerja untuk Lulusan Diploma, S1, dan S2

Ucu Komarudin menuturkan, program Edufecta sebelum bekerja sama dengan Aptiko juga telah disambut baik oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APSTI).

Program ini, kata dia, bisa membantu kampus-kampus di seluruh Indonesia beralih pada sistem digitalisasi dan membantu pengembangan pengelolaan kampus.

Dia menuturkan sejak awal 2022, kolaborasi antara kampus dan Edufecta telah terimplemetasi di 181 kota 32 provinsi.

Mayoritas kampus swasta tersebut dapat menikmati manfaat digitalisasi yang ditawarkan Edufecta.

Dia bersyukur program yang dilaksanakan oleh Edufecta tersebut secara langsung didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang menargetkan percepatan digitalisasi kampus.

Baca juga: Rektor Minta Lulusan Unair Jangan Minder

"Kolaborasi kampus dan Edufecta selama ini sejalan dengan perkembangan era Industri 4.0 dan Society 5.0, di mana digitalisasi perguruan tinggi di Indonesia perlu dicapai secara cepat, merata dan berkelanjutan," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com