Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2022, 13:37 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG-UI) menyelenggarakan kompetisi tingkat nasional “Three-Minute Telling-Innovation Competition (TMTiC) 2022” dengan tema “Inovasi & Daya Cipta untuk Indonesia Emas 2045: 100 Tahun Kemerdekaan”.

Puncak acara dan final penjurian TMTiC 2022 tingkat nasional digelar di Gedung Apung, Danau Kenanga Perpusatakaan UI, pada Rabu, 7 Desember 2022 dan dibuka resmi oleh Direktur SKSG-UI Athor Subroto.

Kompetisi tingkat nasional TMTiC 2022 diselenggarakan sebagai beentuk tanggung jawab Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia untuk terlibat dan turut serta menghidupkan tren dan budaya berinovasi di Indonesia.

Dari 33 video yang dinilai memenuhi syarat, tim juri memilih sembilan video yang dinilai paling inovatif untuk memperebutkan kejuaraan dari tiga kategori.

Juara pertama TMTiC 2022 diraih Anisa Anggraeni (mahasiswa S2), ArsantoTriwidodo (mahasiswa S3), dan Rudi Hartono (umum).

Untuk juara 2 masing-masing Iman Budi Hartono (mahasiswa S2), Kol Kal Wempy Pasaribu (mahasiswa S3) dan Kol. Arh Nur Rachman Supadmana (umum). Juara 3 diraih Herwan Hadi (mahasiswa S2), Musa (mahasiswa S3) dan Rulaa Azzah Amalia (umum).

Inovasi tiada henti

Ketua Panitia Nasional TMTiC 2022 Henny Saptatia dalam keterangan pers menyebutkan SKSG-UI menyadari Indonesia perlu melakukan inovasi tiada henti untuk mempersiapkan bangsa dan negara ini menuju Indonesia Emas 2045.

"Keempat pilar tersebut yakni pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan," jelas Henny.

“Indonesia optimis dengan sebutan Indonesia Emas untuk tahun 2045, karena pada tahun di mana Indonesia merayakan peringatan kemerdekaan ke-100 tahun, bangsa dan negara ini diproyeksikan akan mengalami capaian tertingginya pada abad ini,” lanjutnya.

Baca juga: Praktisi: Inovasi Pembelajaran di Sekolah Butuh Dukungan Pemerintah

Menurut Henny, untuk mencapai Indonesia emas, inovasi adalah satu di antara faktor terpenting pada berbagai lini strategis bagi suatu negara dan bangsa yang ingin menunjukkan dan mempertahankan eksistensinya di arena global.

“Inovasi atau mati terlindas zaman, pomeo ini sangat relevan bagi bangsa dan negara Indonesia," tegasnya.

Mengutip data Indeks Inovasi Global yang dirilis World Intelectual Property Organization (WIPO), Henny menyampaikan peringkat inovasi Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir berada di bawah peringkat Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Pada tahun 2021, Singapura berada di peringkat 8, Malaysia 36, Thailand 43, Vietnam 44, Filipina 51 dan Indonesia berada pada peringkat 87. Sedangkan, Pendapatan Domestik Bruto (PDB/GDP) Indonesia jauh di atas negara-negara tersebut.

“Semua pihak harus terlibat dan turut serta menghidupkan trend dan budaya berinovasi di Indonesia, sehingga kita dapat menemukan berbagai solusi untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com