Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UB: Seperti Ini Konsep Bangunan Tahan Gempa

Kompas.com - 05/12/2022, 06:10 WIB
Albertus Adit

Penulis

"Isi rumah juga harus dipertimbangkan, karena semakin ringan isi rumahnya, efek gempa bisa diminimalisir karena bangunannya ringan," imbuh dia.

Tak hanya itu saja, hal lainnya adalah terkait kondisi tanah juga berpengaruh terhadap kekuatan gempa. Sebab, makin lunak tipe tanah, makin besar efek gempa ke bangunan.

Baca juga: Mahasiswa Unej Kembangkan Model Gedung Tahan Gempa

"Kunci utama untuk pondasi bangunan adalah harus mencapai tanah keras atau tanah cadas. Sangat menjamin untuk bangunan tahan gempa. Jika tidak, maka efek gempanya juga akan lebih berat," terang Ari.

Sedangkan untuk material, bahan organik seperti kayu atau bambu mempunyai sifat elastisitas yang lebih dapat bertahan dalam kondisi deformasi yang besar.

Sehingga bangunan dengan material kedua bahan ini bisa lebih bertahan walaupun bangunan sudah doyong besar, dan tidak gampang runtuh.

"Namun, kedua bahan ini lebih rentan terhadap rayap, jamur, kelembaban dan sejenisnya. Itulah kenapa rumah menggunakan beton cenderung lebih dipilih karena lebih awet," tuturnya.

Sederhana, kuat dan ringan

Karenanya, dia mengatakan bahwa jika ingin membangun bangunan tahan gempa maka bangunan harus sederhana, kuat dan ringan.

Kuat yakni terkait dengan kualitas material bangunan, metode konstruksi yang digunakan, dan sebagainya. Misal pembuatan betonnya benar-benar kuat, dan sesuai aturan mulai dari ukuran dan jumlah besi, komposisi material hingga ukurannya.

Untuk itu bagi masyarakat awam, tentu konsultasi atau pemakaian jasa konstruksi yang benar dan taat aturan akan sangat membantu, karena ada istilah teknis yang sulit dipahami oleh masyarakat awam.

Baca juga: 5 Cara agar Tidak Kecanduan Medsos, Penting bagi Pelajar/Mahasiswa

"Panduan mengenai bangunan sederhana juga sudah disediakan oleh Kementerian PUPR, dan bisa di akses oleh masyarakat," tandas Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com