KOMPAS.com - Selama ini, Indonesia masih ketergantungan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Bahkan setiap tahun mengalami peningkatan.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., dalam webinar, Selasa (29/11/2022).
Karenanya, ia mendorong pemerintah untuk melakukan konversi kompor gas ke kompor listrik untuk mengurangi ketergantungan LPG.
Selain itu, konversi tabung gas ke kompor listrik ini juga mendorong peningkatan pemakaian listrik di kalangan masyarakat.
Baca juga: Bincang RAISA Radio UGM Bahas Gejala Neuropati Diabetik
Sebab saat ini beberapa pembangkit PLN mengalami kelebihan kapasitas daya listrik pasca proyek pembangunan listrik 35 ribu Megawatt.
"Kita sepakat bila ada kebijakan ke kompor listrik untuk mengganti LPG untuk mendukung elektrifikasi. Kita tahu 80 hingga 90 persen LPG yang dipakai adalah impor," ujarnya dikutip dari laman UGM.
Dijelaskan, kini PLN mengalami kelebihan kapasitas produksi, sementara kebutuhan listrik tidak begitu efisien. Kelebihan daya listrik yang dihasilkan itu mencapai 30-40 persen di beberapa PLTU.
"Kapasitas yang berlebih dengan investasi yang besar, tentunya ada peningkatan biaya risiko yang harus dikeluarkan," katanya.
Hal itu karena proyek listrik 35 ribu Megawatt yang dicanangkan pemerintah cukup berhasil. Hanya saja, dari sisi kapasitas yang cukup besar tersebut belum diikuti permintaan kebutuhan listrik baik di industri dan masyarakat umum.
Baca juga: Ini Penyebab Keracunan Obat dan Cara Penanganannya dari Dosen UGM
"PLN sukses membangun PLTU dengan kapasitas yang sangat besar. Akan tetapi kapasitas pembangkit jauh melebihi kebutuhan," tambah dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.