MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengulas pencapain Kemdikbud selama tiga tahun terakhir, saat puncakperingatan Hari Guru Nasional.
Dalam pidatonya, Program Merdeka belajar diibaratkan sebagai kapal besar tangguh yang sudah melewati lautan dan ombak yang kencang.
Selain itu, sudah berhasil mencetak 50.000 guru penggerak serta aplikasi merdeka mengajar yang sudah diunduh lebih dari 1,6 juta user.
Tak lupa Mas Menteri menguraikan rekrutmen bermutu guru-guru baru lewat jalur PPG prajabatan yang merupakan model transformasi guru masa depan Indonesia, serta komitmen pemerintah mengangkat satu juta guru honorer menjadi tenaga ASN PPK.
Terlepas dari semua pencapain di atas, di lapangan masih banyak kendala dalam program merdeka belajar yang patut dijadikan bahan evaluasi.
Inti dari Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berdeferensiasi. Yaitu setiap siswa diajar dengan cara berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing setelah diadakan asesemen awal atau asesemen diagnostik.
Syarat pencapain pembelajaran berdeferensiasi harus betul-betul diperhatikan. Jika tidak, maka kurikulum ini hanya akan menjadi kurikulum yang tidak akan memberi dampak signifikan seperti sebelum-sebelumnya.
Sekolah harus memastikan bahwa assesmen diagnostik betul-betul terlaksana bukan hanya sekadar formalitas.
Kurikulum ini diluncurkan untuk menambal learning loss dan memecahkan kebuntuan pendidikan Indonesia yang jalan di tempat selama dua puluh tahun.
Mari jujur terhadap diri sendiri. Apakah semua sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka betul-betul melaksanakan asesmen diagnostik?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.