Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/11/2022, 13:14 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kelompok peneliti di Sekolah Farmasi (SF) Institut Teknologi Bandung (ITB) meneliti limbah tulang ikan lele jadi alternatif sumber kalsium alami yang baik dan ekonomis.

Tim itu diketuai Prof. Dr. apt. Heni Rachmawati dan dilakukan bersama Prof. Dr. apt. Yeyet Cahyati Sumirtapura, Prof. Dr. apt. Sukmadjaja Asyaria, serta Dr. apt. Amirah Adlia M.Si.

Menurut Prof. Heni, kalsium adalah unsur logam kelima yang paling melimpah di dalam tubuh manusia. Sebagai elektrolit, ion kalsium berperan dalam menjaga proses fisiologis dan biokimia dalam tingkat organisme maupun sel.

Kementerian Kesehatan Indonesia menyebut orang dewasa perlu mengonsumsi kalsium sebanyak 1.100 miligram per hari, sedangkan anak-anak memerlukan 1.000-1.200 miligram per hari.

Baca juga: Mahasiswa IPB Inovasi Sabun, Mandi Tanpa Bilas Air

Suplemen kalsium masih impor

Bagi kesehatan manusia, kalsium juga memiliki segudang peran, seperti dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh hingga proses pembekuan darah.

Akan tetapi, setelah umur 20 tahun, tubuh akan mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1 persen per tahun.

Kekurangan kalsium pada jangka panjang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, osteopenia, osteoporosis, hipokalsemia, serta peningkatan risiko patah tulang.

Oleh karena itu, antisipasi dan upaya penyeimbang kadar unsur tersebut menjadi hal yang sangat penting sejak dini.

Suplemen kalsium dapat diperoleh dari berbagai sumber alami. Meski demikian, hingga kini, Indonesia masih memenuhi kebutuhannya dengan cara impor, baik untuk keperluan industri farmasi maupun pangan.

Baca juga: Dosen Unja Inovasi CPO Jadi Pelembap Kulit

Tentunya, hal ini berdampak pada ketergantungan bahan baku sehingga diperlukan alternatif lain yang inovatif.

"Kegiatan yang kami lakukan akan sangat membantu menurunkan beban lingkungan dari limbah organik, baik hasil konsumsi harian maupun dampak kegiatan pengolahan ikan," ujarnya dikutip dari laman ITB, Jumat (25/11/2022).

Bisa dikembangkan masyarakat

Dijelaskan, sumber tulang lele diambil dari pabrik pengolahan tepung lele, Rumah Inovasi Natura, Desa Mojosari, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Selama ini, limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

Padahal, kalsium diperoleh melalui proses ekstraksi sederhana menggunakan metode Namati dengan beberapa modifikasi.

Pertama, tepung tulang lele dilarutkan dengan NaOH 2 persen, lalu dipanaskan pada suhu 90oC selama 30 menit.

Campuran selanjutnya diendapkan dan dicuci beberapa kali dengan menggunakan air untuk menetralkan pHnya. Endapan tersebut kemudian dikeringkan pada suhu 100 derajat C selama 3 jam dan dihaluskan sesuai preferensi.

Menurut dia, masyarakat juga dapat mengembangkannya. Selain itu, proses skala kecil ke skala industri juga tidak sulit.

Baca juga: Mahasiswa Polines Inovasi Sendok Penghitung Kalori

Untuk itu dia berharap pengadaan kalsium organik ini dapat membantu kemandirian penyediaan bahan baku di Indonesia.

"Sudah saatnya pemerintah memberikan peluang kepada semua pelaku bisnis untuk memanfaatkan potensi alam dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan akan impor," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com