Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Dorong Guru SMP-SMA Tingkatkan Kualitas Hidup Siswa Remaja

Kompas.com - 22/11/2022, 13:45 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) telah meluncurkan Modul Guru Belajar dan Berbagi Seri Remaja Sehat Jiwa dan Raga untuk guru SMP, SMA, dan SMK.

Tujuan penerbitan modul guna menjawab beragam permasalahan kompleks yang terjadi di kalangan remaja seperti isu pubertas, gizi, kebersihan, kesehatan, dan keamanan berinternet dan interaksi sosial.

Modul tersebut merupakan gabungan dari materi yang berkaitan dengan Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) dan Gizi Remaja yang dirancang dalam 37 pertemuan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guru mengenai PKH dan gizi pada remaja.

Baca juga: Profil SMAS Kanisius Jakarta, SMA Terbaik di Jakarta Pusat

Kualitas hidup remaja penentu masa depan

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Nunuk Suryani berpendapat bahwa gizi pada remaja memainkan peran penting dalam siklus kehidupan manusia. Untuk itulah intervensi gizi harus dimulai sedini mungkin.

Namun, kehidupan remaja tidak hanya berpusat pada gizi saja, tantangan yang dihadapi remaja saat ini dapat berupa pergaulan, kesehatan fisik, kesehatan jiwa, kasus pernikahan dini, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, modul ini hadir sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas hidup remaja Indonesia.

Dalam menangani hal ini, sekolah dan tenaga kependidikan memegang peranan penting dalam hal meminimalisir masalah yang ada, juga mengatasi dan menginformasikan seputar permasalahan kesehatan dan gizi bagi remaja.

Baca juga: Ingin Jadi Guru? Ini 3 Kampus Pendidikan Terbaik Indonesia 2023

“Penting untuk membekali tenaga pendidikan dengan pengetahuan dan metode untuk mendorong peserta didik untuk mengetahui perilaku sehat dengan berpikir kritis untuk mengetahui mana yang baik dan tidak baik untuk tubuh dan hidup mereka,” ujar Nunuk.

Lebih lanjut Nunuk menjelaskan, Modul Pendidikan Keterampilan Hidup yang diterbitkan tersebut merupakan bentuk dukungan dalam mendorong pendidik dan peserta didik untuk mengambil keputusan tepat dalam hidup mereka.

Sementara itu, modul Gizi Remaja berisi informasi tentang tenaga pendidikan yang dapat mendorong peserta didik dalam menerapkan pola makan dengan gizi seimbang dengan cara yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat tumbuh sehat dan berprestasi di sekolah.

Baca juga: Beasiswa S1 di Kanada 2023, Tunjangan Rp 390 Juta Per Tahun

“Dalam modul ini, tenaga pendidik akan diajarkan cara menumbuhkan karakter positif bagi peserta didik, seperti akhlak mulia, toleransi, kolaborasi, berbagi, menghasilkan gagasan orisinil, dan lain-lain. Modul ini sekaligus diharapkan mampu menjawab tantangan dalam pemerataan pendidikan,” urai Nunuk.

Sementara itu, Chief of Nutrition UNICEF Indonesia, Jee Hyun Rah, mengungkapkan bahwa modul tersebut secara khusus berisi mengenai Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH), yang disesuaikan untuk mendukung pembentukan karakter Profil Pelajar Pancasila sebagaimana tujuan dari konsep besar Merdeka Belajar.

“PKH telah sering dipromosikan oleh UNICEF Indonesia untuk membekali remaja dengan pengetahuan serta keterampilan dalam mengelola risiko dan mengambil keputusan berdasarkan informasi mengenai hidup mereka,” tutur Jee dalam sambutanya.

Jee juga menambahkan program tersebut mendukung remaja dan orang muda dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi.

Baca juga: Aminef Buka Beasiswa Penuh Non-Gelar 2023 ke AS bagi Lulusan D1-S1

“Melalui modul ini remaja dan orang muda juga akan memperoleh pengetahuan dan informasi yang komprehensif mengenai topik-topik penting tentang higiene, kesetaraan gender, keamanan berinternet, dan perundungan,” lanjutnya.

UNICEF Indonesia sendiri mendukung mendukung pemerintah dalam mendesain dan mengimplementasikan Program Gizi Remaja sejak tahun 2017.

Program tersebut disebut dengan “Aksi Bergizi” yang telah dinyatakan sebagai program nasional sejak tahun 2020 melalui Surat Keputusan Bersama yang dikeluarkan oleh empat kementerian, termasuk Kemendikbudristek, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Baca juga: 6 Jurusan Ilmu Komputer Terbaik Indonesia 2023 dan Biaya Kuliahnya

“Program Aksi Bergizi membekali remaja dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mempromosikan serta mempraktikkan perilaku gizi positif dan gaya hidup sehat. Sebagai bagian dari upaya tersebut, UNICEF mendukung peningkatan kapasitas penyedia layanan untuk mengimplementasikan Program Aksi Bergizi,” papar Jee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com