Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Resign Massal, Pakar Unair: Ini Dampaknya bagi Twitter

Kompas.com - 22/11/2022, 09:31 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Media sosial (medsos) Twitter belum lama ini banyak dibicarakan kalangan publik, setelah Elon Musk mengakuisisi perusahaan tersebut.

Itu karena, Elon Musk mewajibkan karyawan Twitter bekerja ekstra. Hal itu membuat banyak karyawan Twitter memilih untuk resign massal dan kantor Twitter pun sempat ditutup.

Baca juga: 6 Kata Gaul Ini Masuk Kamus KBBI, Apa Saja?

Tidak hanya itu, tagar #RIPTwitter mencuat dan menjadi gonjang-ganjing di media sosial berlogo burung itu.

Adanya kejadian itu, Dosen FISIP Unair Febby Risti Widjayanto angkat suara.

Dia melihat bahwa dinamika persoalan tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja Twitter ke depan.

Menurut Febby, performa dari sebuah mesin yang menggerakkan Twitter sangat dipengaruhi oleh proses operasionalnya sehari-hari.

Dalam hal ini, operasi dari manajemen Twitter yang menjalankan bisnis teknologi tentu dibangun oleh relasi, kesamaan tujuan, dan kedekatan emosi antar karyawan.

"Jadi kalau ada pergantian personel dan atasan, maka menjadi tidak pasti pula seperti apa nanti masa depan Twitter," ucap dia dalam keterangannya dikutip dari laman Unair, Selasa (22/11/2022).

Elon Musk akuisisi Twitter jadi tantangan buat perusahaan

Lanjut dia menyampaikan, akuisisi Elon Musk akan menjadi tantangan tersendiri dalam isu manajemen talenta dalam perusahaan Twitter.

Tidak hanya itu, relasi antar pegawai atau relasi dengan atasan juga akan berubah dan memerlukan penyesuaian baru.

Baca juga: Ditjen Dikti Beri Tips Tingkatkan Literasi Finansial, Mahasiswa Cek

Khususnya sentimensi karyawan terhadap petinggi Twitter yang juga tidak sepenuhnya hilang dan tidak dapat diabaikan begitu saja.

Hal itu mengingat fakta Elon Musk telah memecat banyak sekali karyawan dengan mengirimkan surel pemberitahuan yang hanya bertenggat 24 jam.

"Pemberitahuan yang diedarkan di hari libur tersebut juga membuat para pegawai merasa frustasi dan putus asa, meskipun sebagian kecil dari mereka pada keesokan harinya dipanggil kembali untuk bergabung," jelas dia.

Akan tetapi, dari hal ini dapat dinilai tipe pengelolaan Elon Musk sangat dominan dan berorientasi pada efisiensi.

Baca juga: Dokter Unair: Mulut Kering Bisa Pertanda Kena Penyakit Serius Ini

Dengan begitu, tampak kurang humanis sekaligus mengindikasikan bagaimana lemahnya posisi karyawan Twitter sebagai buruh digital.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com