KOMPAS.com - Media sosial (medsos) Twitter belum lama ini banyak dibicarakan kalangan publik, setelah Elon Musk mengakuisisi perusahaan tersebut.
Itu karena, Elon Musk mewajibkan karyawan Twitter bekerja ekstra. Hal itu membuat banyak karyawan Twitter memilih untuk resign massal dan kantor Twitter pun sempat ditutup.
Baca juga: 6 Kata Gaul Ini Masuk Kamus KBBI, Apa Saja?
Tidak hanya itu, tagar #RIPTwitter mencuat dan menjadi gonjang-ganjing di media sosial berlogo burung itu.
Adanya kejadian itu, Dosen FISIP Unair Febby Risti Widjayanto angkat suara.
Dia melihat bahwa dinamika persoalan tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja Twitter ke depan.
Menurut Febby, performa dari sebuah mesin yang menggerakkan Twitter sangat dipengaruhi oleh proses operasionalnya sehari-hari.
Dalam hal ini, operasi dari manajemen Twitter yang menjalankan bisnis teknologi tentu dibangun oleh relasi, kesamaan tujuan, dan kedekatan emosi antar karyawan.
"Jadi kalau ada pergantian personel dan atasan, maka menjadi tidak pasti pula seperti apa nanti masa depan Twitter," ucap dia dalam keterangannya dikutip dari laman Unair, Selasa (22/11/2022).
Lanjut dia menyampaikan, akuisisi Elon Musk akan menjadi tantangan tersendiri dalam isu manajemen talenta dalam perusahaan Twitter.
Tidak hanya itu, relasi antar pegawai atau relasi dengan atasan juga akan berubah dan memerlukan penyesuaian baru.
Baca juga: Ditjen Dikti Beri Tips Tingkatkan Literasi Finansial, Mahasiswa Cek
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.