Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andaru Psikologi Untar
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Kolom bincang masalah mahasiswa bersama Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

Andaru memiliki makna yang sarat akan kebahagiaan. Kolom ini mengajak pembaca membahas masalah seputar kehidupan mahasiswa, baik terkait akademik maupun non-akademik.

Bagi pembaca yang ingin berkonsultasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Pusat Bimbingan & Konsultasi Psikologi (PBKP) Untar melalui kontak: 081292926276, email layanan: konsul.psikologi@untar.ac.id

Fakultas Psikologi Untar memiliki program sarjana, magister, dan profesi.

Lokasi: Jl. Letjen S. Parman No.1, Jakarta Barat. Website: http://untar.ac.id

3 Faktor Pengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 21/11/2022, 21:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Dian Ihsan

Oleh: Riana Sahrani (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara) | Febriyanti Ramadhani Ismail (Mahasiswa Magister Psikologi Sains Universitas Tarumanagara)

KOMPAS.com - Di masa pandemi Covid-19, siapa yang merasakan semangat belajar menjadi tidak efektif? Keadaan yang dilalui dua tahun ini memang cukup menyita tenaga dan pikiran apalagi di sektor pendidikan.

Dari data yang ada, Indonesia mengalami kasus terkonfirmasi positif yang banyak berjumlah 76.981 kasus pada juli 2020 (peringkat 26 di dunia).

Dari jumlah tersebut, 36.636 atau 47,6 persen yang melakukan aktivitas daring.

Baca juga: Gempa Cianjur, Mendikbud Identifikasi Guru dan Siswa yang Jadi Korban

Dari aktivitas daring tersebut memberikan dampak kualitas pendidikan yang ada di Indonesia khususnya mahasiswa.

Beberapa studi menyatakan pada masa pandemi Covid-19, mahasiswa cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk melakukan pembelajaran.

Dengan banyaknya kasus ini semua sektor merasakan dampaknya. Salah satunya sektor pendidikan yang mengalami banyak perubahan, seperti pembelajaran dialihkan menjadi dalam jaringan (daring) selama pandemi Covid-19 terjadi (Sinulingga, 2019).

Menurut Farah & Nasution (2020), selama pandemi Covid-19 prestasi yang dimiliki mahasiswa cenderung menurun.

Banyak kegiatan pendidikan yang tidak bisa dilakukan, sehingga menurunkan kualitas dan kemampuannya selama pandemi Covid-19 berlangsung (Lubis et al., 2021).

Salah satu faktor menurunnya tingkat kualitas dan kemampuan mahasiswa, karena menurunnya motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa.

Pada dasarnya, lengkapnya fasilitas belajar dan tingginya tingkat intelektual mahasiswa tapi tidak didukung dengan motivasi belajar yang tinggi, maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung secara optimal (Permatasari, 2021).

Lalu, apakah mahasiswa yang melakukan aktivitas kuliah daring betul-betul mengalami penurunan motivasi belajar?

Baca juga: 6 Kata Gaul Ini Masuk Kamus KBBI, Apa Saja?

Mahasiswa yang mengalami penurunan motivasi belajar cenderung merasakan berbagai kondisi ketidaksesuaian dalam beradaptasi.

Motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa yang mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar, serta memberikan arah pada kegiatan belajar. Sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Pada dasarnya motivasi diri yang dimiliki individu penting adanya, baik ketika tidak adanya pandemi maupun saat ini yang diterpa pandemi.

Mahasiswa yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi cenderung memiliki prestasi yang tinggi dalam belajar (Indrianti et al., 2018).

Motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai (Indrianti et al., 2018).

Selain itu, motivasi belajar dapat menstimulus adanya semangat dalam mengerjakan tugas yang dimiliki mahasiswa (Saputra & Hidayat, 2020).

Baca juga: 8 Fosil Manusia Purba dari Indonesia dan Nama Penemunya

Salah satu faktor fundamental pentingnya motivasi belajar, yaitu meningkatnya minat terhadap belajar baik di kelas maupun luar kelas (daring). Setidaknya ada 3 dampak motivasi belajar, yaitu:

  • Mendorong manusia untuk berbuat, dalam hal ini penggerak siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
  • Menentukan arah perbuatan, dalam hal ini motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sehingga siswa tahu apa yang harus dilakukannya.
  • Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat motivasi belajar mahasiswa, yaitu efikasi diri (Aryanti & Muhsin, 2020), kesiapan, dan lingkungan belajar (Dewi et al., 2019).

Efikasi diri atau self efficacy menurut Bandura dalam Aryanti & Muhsin (2020) adalah kepercayaan diri seseorang pada kemampuannya untuk melakukan tugas tertentu.

Sederhananya, individu meyakini bahwa akan berhasil ketika melaksanakan suatu pekerjaan, maka akan ada respon positif yang didapat, sehingga kepercayaan diri orang tersebut meningkat.

Menurut Saputra & Hidayat (2020), ketika seorang seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi, biasanya juga memiliki tingkat prestasi yang tinggi pula.

Baca juga: Dokter Unair: Mulut Kering Bisa Pertanda Kena Penyakit Serius Ini

Seseorang yang memiliki efikasi cenderung memiliki keinginan lebih untuk mencoba ide dan strategi baru yang dapat memperbaiki proses belajarnya (Suhendro, 2018).

Dengan adanya efikasi diri, maka tugas dapat diselesaikan dengan baik, menurunnya kegagalan, kegagalan tidak menimbulkan emosi, kegagalan mengukuhkan rasa menguasai diri, dan kegagalan yang terjadi mempunyai dampak sedikit.

Faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu kesiapan. Kesiapan dalam belajar merupakan hal yang penting dalam menjaga motivasi belajar.

Seseorang yang merasa siap dalam belajar cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi.

Biasanya, seseorang ketika belajar tentunya melakukan persiapan terlebih dahulu, baik fisik dan mentalnya.

Dengan adanya persiapan tersebut, dampak negatif pada proses belajar dapat teratasi karena pada dasarnya dampak tersebut dipengaruhi oleh kesiapan seseorang dalam belajar yang kurang (Dewi et al., 2019).

Beberapa dampak yang memengaruhi kesiapan belajar, meliputi kesiapan fisik seperti tubuh yang sehat, psikis, seperti memiliki keinginan untuk belajar dan konsentrasi dan materiil. Misalnya memiliki buku materi dan catatan (Syaiful Bahri, 2008).

Baca juga: Presiden Prancis Jalan Kaki di Bali, Pakar UNS: Bukti Indonesia Aman

Seseorang memiliki kesiapan belajar yang tinggi dari berbagai pendapat, yaitu memiliki kondisi fisik, mental dan kontrol emosional tinggi, motif dan tujuan dapat tertata dengan baik, dan memiliki lebih banyak keterampilan.

Faktor lain yang berperan, yaitu lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang kondusif dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat menjadi lebih terkontrol dan memberikan rasa nyaman bagi siswa dari sisi psikologis dan kesiapan mahasiswa dalam belajar (Mofid & Tyasmaning, 2020).

Lingkungan belajar sendiri merupakan semua kondisi yang memengaruhi tingkah laku subjek yang terlibat di dalam pembelajaran, terutama guru dan peserta didik sebagai ujung tombak proses pembelajaran di sekolah (Rahman, 2020).

Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif maka diperlukan lingkungan yang konduktif bagi pelajar.

Lingkungan belajar dibagi menjadi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan belajar terdiri dari fisik dan non-fisik.

Lingkungan fisik pada proses pembelajaran meliputi sarana dan prasarana pembelajaran seperti pencahayaan, ventilasi, meja, tempat duduk dan sebagainya.

Sedangkan lingkungan non-fisik mengacu pada semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan mahasiswa pada proses pembelajaran, baik hubungan dengan dosen maupun hubungan sesama mahasiswa lain, ataupun hubungan dengan orangtuanya (Rahman, 2020).

Baca juga: OJK: Penipuan Investasi Banyak Sasar Kalangan Mahasiswa

Beberapa hal yang mendukung dan menghambat pengelolaan lingkungan belajar antara lain:

  • Tempat belajar yang baik Tempat yang baik mempunyai persyaratan sebagai berikut: letak tata ruang, tempat belajar, penerapan cahaya yang cukup, udara yang baik, adanya pengaturan tata ruang kelas.
  • Media belajar yang tersedia.
  • Kedisiplinan belajar.
  • Kebersihan lingkungan sekitar.

Orangtua memang selalu memberikan dorongan dalam memotivasi belajar individu, tapi mereka sibuk mengurus pekerjaan, sehingga jarang bisa untuk mendampingi individu secara langsung.

Oleh karena itu, mahasiswa perlu membangun efikasi diri, dan kesiapan belajar dengan cara selalu berfikir positif, berinisiatif dalam belajar dan selalu mempersiapkan fisik serta mental dalam belajar.

Baca juga: 2 Kisah Mahasiswa Unesa yang Lulus Kuliah dengan IPK 4,00

Dengan membuat perencanaan yang jelas sebelum mengerjakan tugas, menentukan target yang memungkinkan untuk dicapai, serta perlu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan rencana yang sudah dibuat, maka hal tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com