Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ale, Wisudawan ITB dengan IPK Tertinggi 3,98

Kompas.com - 28/10/2022, 06:06 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Lulus kuliah dengan nilai sempurna tentu dambaan setiap mahasiswa, sama halnya dengan Aletha Shahisa.

Pada wisuda pertama ITB tahun akademik 2022/2023, Aletha berhasil meraih predikat Wisudawan Oktober ITB 2022 dengan IPK tertinggi, yakni 3,98 dari 4,00.

Baca juga: 2 Sekolah Kedinasan Tidak Gunakan Syarat Tinggi Badan, Ini Dia

Aletha Shahisa yang akrab disapa Ale ini berasal dari Program Studi Manajemen, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB angkatan 2019.

Ale mengaku dirinya hanyalah seorang mahasiswa pada umumnya yang lebih banyak menghabiskan waktunya di kegiatan akademik kampus.

Tahun pertama kuliah, Ale banyak menghabiskan waktu di organisasi Keluarga Mahasiswa Manajemen ITB (KMM ITB).

Dia menjalani program magang di divisi intrakampus di KMM.

Menurut dia, hal tersebut adalah pengalaman yang seru karena bisa berinteraksi dengan himpunan lain dan berawal dari situlah relasi Ale mulai bertambah dan meluas.

Selain organisasi, Ale juga aktif mengikuti lomba dan beberapa kepanitiaan.

Tahun ketiga yang sekaligus menjadi tahun akhir Ale di Manajemen ITB, dirinya dihadapkan dengan berbagai kegiatan dengan tanggung jawab yang besar.

Ale sempat menjadi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Kabinet KM ITB yang membawahi 6 bisnis unit dengan baseline yang berbeda-beda.

Baca juga: Jokowi Resmi Tetapkan UNY Berstatus PTN-BH

Selain itu, Ale memegang jabatan Head of Public Relation di Parade Wisuda April 2022. Ale juga sempat menjalani program internship marketing Rasa Nusantara di mana dia bertugas membuat komunitas online.

Dan tentunya, di tahun ketiga Ale berkutat dengan Tugas Akhir yang menurutnya "stressfull".

Padatnya kegiatan nonakademik tidak menyurutkan semangat Ale untuk tetap berprestasi di Akademik.

Selama menjalani studi di SBM, Ale mulai menemukan cara belajar yang mampu menunjang nilainya.

Ale mengungkapkan bahwa dirinya senang memulai hari dengan menuliskan kegiatan-kegiatan yang akan dia lakukan selama satu hari.

Selain itu, dia rutin membawa referensi dari dosen berupa textbook sebelum perkuliahan dimulai. Hal ini membuatnya semakin siap dan mengerti dengan perkuliahan.

Baca juga: Tambah 5, Kini 21 Kampus Indonesia Berstatus PTN-BH

Saat kuliah di ITB, Ale juga senang mencatat poin-poin penting dari dosen dan aplikasi yang sering dia gunakan adalah Notion App.

"Manfaatin asistensi tugas ke dosen dan ngerjain tugas jangan mepet deadline supaya maksimal aja di proses dan hasil akhirnya. Lalu, pentingnya circle of friends atau memilih pergaulan yang membangun dan sesuai pace kita," ucap dia dalam keterangannya, Kamis (27/8/2022).

Strategi Ale memperoleh IPK tertinggi

Tentu perjuangannya selama di kuliah selama ini membuahkan hasil.

Hanya berjarak 0,02 dari kesempurnaan mampu mengantar Ale menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi.

Ale mengungkapkan strateginya untuk mendapat indeks sempurna di tiap mata kuliah, yakni dengan memaksimalkan tugas yang diberikan oleh dosen disamping UTS dan UAS.

Walaupun tidak sepenuhnya sempurna di mana Ale mendapatkan nilai AB di semester 1 dan 4, tetapi justru menjadikan pembelajaran dan evaluasi buat Ale untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di semester-semester berikutnya.

Baca juga: Santri Bisa Jadi Apa Saja, Pengusaha Maupun Pejabat Negara

Rencana setelah lulus, Ale ingin fokus bekerja. Ale juga sempat berkeinginan untuk lanjut studi, tetapi dia ingin studi S2 ia dapatkan dari pekerjaannya kelak sehingga dia bisa bekerja dan belajar kembali.

Mindset yang selalu Ale pegang selama kuliah "go with it, everything will pass" karena semua pasti berakhir dan menjadi pengalaman yang berharga di hidup.

Ale juga bukan tipe mahasiswa yang ambisius di akademik, dia selalu menyempatkan melakukan hal yang menjadi kegemarannya (refreshment) namun tetap ingat akan kewajibannya sebagai mahasiswa.

Baca juga: Ini Respons Mendikbud Ristek Soal Penghapusan PR Siswa SD dan SMP

"IPK bagus adalah advantage buat diri sendiri, tetapi tidak mencerminkan nilai dalam diri kamu. IPK hanyalah sebuah kunci untuk membuka gembok-gembok di dunia pekerjaan," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com