Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2022, 18:13 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menempati posisi pertama Lembaga Pendamping Produk Halal untuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).

Penghargaan ini diinisiasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Baca juga: Ada Kasus di SMAN 2 Depok, Nadiem: Jangan Ada Diskriminasi di Sekolah

Wakil Kepala Pusat Kajian Halal ITS, Nur Aini Rakhmawati memaparkan, pendampingan fasilitas sertifikasi halal dengan kategori pernyataan pelaku usaha (self declare) menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia pascapandemi.

Hal tersebut sejalan dengan visi pemerintah yang berupaya mendorong Indonesia untuk menjadi produsen produk halal dunia.

Sertifikasi halal yang semula voluntary atau sukarelawan kini telah berubah menjadi mandatory atau wajib.

Pemberlakuan sertifikasi halal tersebut dilakukan secara bertahap dimulai dari produk makanan dan minuman pada tanggal 17 Oktober 2019 dan nonpangan dimulai pada tanggal 17 Oktober 2021 lalu.

Nur menjelaskan, sejak bulan Mei 2022, ITS telah mulai memberikan perhatian kepada bidang jaminan produk halal dengan pembentukan Pusat Kajian Halal (PKH) di bawah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM).

"Hingga saat ini ITS telah melahirkan 51 pendamping aktif dan 98 UMKM binaan," ungkap dia dalam keterangannya, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Dosen Unair: Ini 4 Ciri Orang Punya Kesehatan Mental yang Baik

Dengan memberikan layanan berupa pelatihan, pendampingan pelaku usaha, pengelolaan jurnal, kerja sama hibah Abmas, pengujian produk halal, dan kajian kelayakan, lembaga pendamping Proses Produk Halal (PPH) ITS akhirnya menempati urutan pertama dari lima besar PTN-BH.

Peringkat itu sesuai data BPJPH per 26 September 2022.

Dosen Departemen Sistem Informasi itu juga mengungkapkan, dalam proses pendampingan, terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh para pendamping PPH.

Para pendamping harus benar-benar memastikan paham kaidah, sistem, serta proses sertifikasi halal haram.

"Tidak hanya itu, pendamping harus sabar dalam membantu para pelaku UMKM yang belum melek teknologi untuk kepentingan proses produksinya," ujarnya.

Alumnus Teknik Informatika ITS ini berharap, dengan diraihnya peringkat pertama untuk PTN-BH, tim PPH ITS dapat semakin meningkatkan semangat serta konsistensinya dalam membantu pelaku UMKM.

Baca juga: 5 Negara yang Penduduknya Paling Malas di Dunia, Indonesia Nomor 1

"Semoga ke depannya, prospek usaha bagi pegiat UKM maupun UMKM dapat semakin baik dengan mengingkatnya pemahaman akan kehalalan suatu produk," tutup dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com