Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan, Pakar UI: Bukti Lemahnya Budaya K3 di Indonesia

Kompas.com - 07/10/2022, 10:45 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli Keselamatan Kerja Departemen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Dr. Zulkifli Djunaedi turut menyoroti tragedi di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

Pakar K3 FKM UI ini memberikan pendapatnya dari sisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tragedi Kanjuruhan turut menunjukkan masih lemahnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau budaya K3 di Indonesia.

Padahal penerapan K3 juga sangat penting dalam penyelenggaraan suatu ajang atau event, termasuk pertandingan sepak bola.

Pertandingan sepak bola sejatinya adalah pertandingan rakyat dan pesta rakyat yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang seringkali ditonton banyak orang.

Baca juga: Kisah PPPK Guru yang Lolos Seleksi: Kesejahteraan Lebih Baik

Perlu sistem dan prosedur keselamatan

Tanpa adanya induksi keselamatan, sistem, prosedur, sarana dan prasarana K3, semua itu berpotensi merenggut nyawa manusia.

Dia menekankan, tidak memadainya fasilitas dan sarana emergency menjadi faktor kritis pada kejadian multiple fatalities tersebut.

"Apakah prosedur emergency response disiapkan oleh panitia? Kenapa gas air mata digunakan dalam meredam amukan massa. Padahal sudah jelas dalam regulasi FIFA no 19 bahwa gas air mata dan senjata tajam tidak boleh digunakan dalam pengamanan massa di stadion," urai Dr. Zulkifli Djunaedi, ahli keselamatan kerja Departemen K3 FKM UI dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Jumat (7/10/2022).

Dalam rangka menjamin keselamatan masyarakat sangat diperlukan sebuah sistem dan prosedur keselamatan.

Dia menambahkan, hal tersebut dapat dimulai dari kajian risiko keselamatan dan manajemen risiko hingga prosedur keadaan darurat.

Selain itu juga perlu diidentifikasi juga berbagai risiko yang mungkin dihadapi ketika dalam pertandingan sepak bola.

Baca juga: Astra Honda Motor Buka 10 Posisi Lowongan Kerja bagi Lulusan D3

Ahli keselamatan kerja Departemen K3 FKM UI dan juga Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI Prof. Fatma Lestari mengungkapkan, langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan manajemen risiko agar kecelakaan terhindari, terminimalisir hingga tidak terjadi.

"Termasuk di dalamnya ada tindakan seperti apa saja yang harus dilakukan saat terjadi keadaan darurat seperti di Stadion Kanjuruhan beberapa hari lalu," papar Prof. Fatma Lestari.

Tragedi Kanjuruhan harus diinvestigasi mendalam secara independen dengan melibatkan semua unsur. Termasuk para ahli K3, ahli kedaruratan, perancang stadion, dan pihak lainnya.

Hasil investigasi dan pembelajaran terpetik dari tragedi tersebut harus disosialisasikan agar kecelakaan serupa dapat dicegah dan menjadi pembelajaran bersama.

Selain mengemukakan pentingnya sebuah sistem dan kepedulian dari seluruh stakelholder, Prof. Fatma Lestari pun menyentuh para pecinta sepak bola untuk turut memahami pentingnya langkah ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com