Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skill Ini Bisa Membuat Gaji dan Peluang Kerjamu Lebih Tinggi

Kompas.com - 06/10/2022, 09:58 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Era globalisasi membuat kesempatan untuk berkuliah hingga bekerja menjadi lebih luas.

Perguruan tinggi hingga perusahaan dunia membuka peluang bagi generasi muda Indonesia untuk bergabung dan menunjukkan kompetensi.

Meski begitu, ada yang membuat pendapatan atau gaji pekerja asal Indonesia lebih rendah ketimbang negara tetangga seperti Filipina.

Sepanjang tahun 2021 misalnya, pekerja migran Indonesia mengirim devisa sebesar Rp 130 triliun atau setara USD 8,52 miliar.

Baca juga: Erick Thohir Sebut 9 Pekerjaan Bakal Hilang di 2030, Ada Pekerjaanmu?

Sementara di tahun yang sama, pekerja migran Filipina mampu mengirim dengan angka yang empat kali lebih besar, yakni USD 31,4 miliar.

Penguasaan bahasa Inggris jadi kunci

Jawabannya terletak pada penguasaan bahasa asing terutama Bahasa Inggris.

Hal tersebut dipaparkan oleh Helmy Yahya dalam kanal video berbagi miliknya yang bertajuk
Helmy Yahya Bicara, beberapa waktu lalu.

“Devisa yg dibawa pekerja migran Filipina, jauh dibandingkan yang dibawa oleh pekerja Indonesia, walaupun secara kuantitas kita lebih banyak. Lagi lagi karena faktor bahasa, kita tidak bisa memaksimalkan itu,” ujar Helmy.

Padahal, ujar Helmy, untuk menguasai dunia, meningkatkan karier hingga gaji kini diperlukan kemampuan komunikasi dengan bahasa asing.

Baca juga: 10 Pekerjaan yang Bakal Naik Daun di Indonesia 5 Tahun Mendatang

"Untuk menguasai dunia, meningkatkan karier, gaji, investasi, karena terkadang harus berinteraksi dengan orang luar, Bahasa Inggris maupun Mandarin), kemampuan bahasa asing jadi keharusan untuk kita bisa sukses,” imbuh Helmy.

Helmy juga berbagi pengalamannya les bahasa asing sejak kecil.

“Sejak SD saya dan kakak saya, Tantowi, sudah disuruh kursus Bahasa Inggris oleh Papa kami. Untuk mencapai tempat kursusnya, kami harus berjalan kaki sejauh 15 kilometer. Kalau boleh marah, mau marah. Tetapi, kelak di kemudian hari, saya berhasil kuliah di Amerika dan kakak saya berhasil menjadi diplomat,” ungkap Helmy.

Pria berkacamata ini juga menyoroti masih rendahnya kecakapan bahasa asing terutama Inggris di Indonesia dan ini hal yang mesti ditingkatkan lagi.

Hadir di kesempatan yang sama, Tomy Yunus selaku CEO dan Co-Founder Cakap menjelaskan bahwa berdasarkan rilis salah satu lembaga bahasa Internasional, Indonesia berada di peringkat 80 (rendah) dari 112 negara.

Jauh di bawah Singapura yang berada di peringkat 4 dan Filipina di peringkat 18.

Baca juga: 8 Beasiswa S2-S3 Tanpa Batas Usia, Kuliah Gratis dan Uang Saku

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com