Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyandang Disabilitas Awardee LPDP Jadi Lulusan S2 Tercepat

Kompas.com - 05/10/2022, 14:27 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuka kesempatan penyandang disabilitas untuk turut memanfaatkan beasiswa ini.

Sudah banyak mahasiswa penyandang disabilitas yang lolos dan diterima beasiswa LPDP melalui jalur disabilitas untuk meraih kesuksesan dengan cara mereka.

Contohnya Umar Syaroni, awardee LPDP penyandang tunadaksa ini berhasil membuktikan kualitas dirinya dengan menjadi icon public relation Indonesia pada tahun 2020 silam.

Dengan keterbatasan fisik yang dimiliki Umar Syaroni tetap bersemangat menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Baca juga: Kisah Dhani, Penyandang Disabilitas Tempuh S2 di Jerman dengan Beasiswa LPDP

Umar jadi Icon Public Relations Indonesia 2020

Dia juga berhasil meruntuhkan berbagai stigma dan dipandang sebelah mata, kini ia adalah pemegang gelar master di bidang media dan komunikasi dari Universitas Airlangga (Unair) melalui Beasiswa Afirmasi–Penyandang Disabilitas.

Melansir dari akun Instagram LPDP, Rabu (5/10/2022), Umar mengaku, memiliki kegemaran di bidang komunikasi. Meski memiliki keterbatasan, dia berhasil mengasah kemampuannya hingga berhasil menjadi salah satu pemenang Icon Public Relations Indonesia 2020.

Dalam perjalanannya menempuh pendidikan, Umar pernah mendapat caci maki dan bullying atas keistimewaan yang dimilikinya. Namun kondisi itu tidak membuatnya patah semangat untuk mewujudkan impiannya.

Berkat semangatnya yang tak pernah padam ini pula, Umar berhasil mewujudkan mimpinya melalui karya dan pendidikan yang ditempuhnya.

Saat dilahirkan ke dunia, Umar memiliki kelainan fisik. Hal itu tentu tidak mudah baik bagi keluarga dan dirinya sendiri. Bahkan dengan kondisi fisik Umar yang tidak normal membuatnya sering mendapat cibiran.

Baca juga: 5 Negara yang Penduduknya Paling Malas di Dunia, Indonesia Nomor 1

Piawai gunakan bahasa Arab

Bahkan yang paling menyakitkan, pernah ada yang menyarankan orangtua Umar untuk menenggelamkannya saja saat dia masih kecil. Namun kedua orangtuanya tetap membesarkan amanah Tuhan dengan penuh hati tulus dan penuh kasih sayang.

Umar ternyata lahir dan besar di luar negeri, tepatnya di Arab Saudi. Hal ini karena kedua orangtuanya yang mengadu nasib di Jeddah, Arab Saudi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Meski tinggal di negeri orang, Umar tetap memiliki daya juang dalam menempuh pendidikan. Dia bersekolah di sekolah Indonesia-Jeddah dengan kurikulum yang tak jauh beda dengan di Indonesia.

Bahkan dengan bersekolah di sekolah Indonesia-Jeddah, dia justru dapat materi penguasaan Bahasa Arab. Dengan bekal kemampuan bahasa ini membawa Umar menjuarai berbagai kompetisi pidato 3 bahasa (Arab-Inggris-Indonesia) di berbagai perlombaan.

Hal itu pula yang membuatnya menemukan passion di bidang komunikasi.

"Saya menyelesaikan pendidikan di jurusan komunikasi di Universitas 17 Agustus Surabaya. Selanjutnya menjadi praktisi kehumasan dan protokoler di kampus Universitas 17 Agustus Surabaya," papar Umar.

Baca juga: Sejarah Hari Guru Sedunia 5 Oktober, Bedanya dengan Hari Guru Nasional

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com