Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unesa Komentari Tragedi Stadion Kanjuruhan

Kompas.com - 05/10/2022, 11:04 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Bukan tak mungkin, massa pendukung tim sepakbola yang mayoritas berasal dari golongan 'akar rumput' sudah punya masalah sejak keberangkatan dari rumah.

Mungkin belum bekerja atau sudah bekerja, tetapi gaji rendah, perut lapar tak punya uang atau punya uang tapi tak seberapa. Kecemburuan sosial ada di mana-mana.

Stratifikasi membelah massa menjadi polarisasi dua golongan, yaitu yang merasa 'kalah dan dikalahkan' dan yang 'diklaim menang'.

Polaritas yang besar memicu friksi sosial. Reaksi massa adalah erupsi sosial dari dalam dapur magma yang tertekan.

Tragedi Stadion Kanjuruhan dengan demikian adalah tragedi sosial, tragedi kemanusiaan yang jelas menjadi petunjuk bahwa bencana antropogenik bisa menjadi pemicu kematian sia-sia.

Baca juga: Pakar Unpad Bicara Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan

"Tanpa harus menyalahkan pihak manapun dan siapapun atas jatuhnya seratus lebih korban jiwa di tragedi Stadion Kanjuruhan, mari belajar dari sekarang. Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Ini harus menjadi pelajaran untuk memperbaiki budaya sepak bola, pertandingan, supporter dan sistem pengamanannya ke depan," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com