Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2022, 16:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UNAIR News

KOMPAS.com - Sejak Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite naik, masyarakat mengeluh jika BBM ini menjadi lebih boros.

Tak hanya itu saja, banyak juga yang mengeluhkan uji coba pembatasan pembelian pertalite untuk mobil pribadi sebanyak 120 liter per hari.

Berkaitan dengan hal tersebut, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Gitadi Tegas Supramudyo, Msi., memberikan sejumlah analisis.

Baca juga: Dekan FK Unair Bertemu Diaspora Sukses di Belanda, Ini yang Dibahas

Ada perbedaan warna

Sejak kenaikan harga Pertalite pada awal September 2022, sejumlah masyarakat mengeluh BBM ini menjadi boros.

Dari beberapa pengamatan, warna pertalite sebelum kenaikan harga dan pertalite setelah kenaikan harga terdapat berbedaan.

Gitadi menyebutkan bahwa ada beberapa analisis yang dapat menjawab keluhan Pertalite boros tersebut.

"Akan lebih cerdas, bijaksana, dan berorientasi solusi jika PT Pertamina merespon dengan mengatakan akan melakukan penelitian di lapangan dan mengambil sampel secukupnya untuk diteliti di laboratorium yang kredibel,” ujarnya dikutip dari laman Unair, Jumat (30/9/2022).

Baca juga: 6 Makanan bagi Penderita Asam Lambung, Info Ners Unair

Gitadi juga menegaskan bahwa PT Pertamina merupakan perusahaan tanpa kompetitor, sehingga rentan tidak peka dan anti perubahan.

Harus dilakukan kajian komprehensif

Oleh karena itu, Gitadi menegaskan bahwa PT Pertamina tidak boleh menganggap suara masyarakat tidak penting dan cenderung over defensif.

"Pembatasan pembelian pertalite untuk mobil pribadi sejumlah 120 liter per hari juga terkesan tanpa analisis yang memadai karena tidak ada informasi atau argumentasi yang jelas," jelasnya.

Oleh karena itu, Gitadi menekankan bahwa PT Pertamina perlu melakukan pemetaan yang akurat.

Ia berharap agar dilakukan kajian komprehensif untuk mencari solusi terhadap tingginya angka subsidi BBM dengan kebijakan atau program tidak langsung, sehingga bisa disusun solusi jangka panjang terhadap multiplier effect dari kenaikan harga BBM.

Baca juga: 2 Kebiasaan Ini Sama Bahayanya dengan Merokok, Cek Info Ners Unair

"Bukan hanya solusi sesaat atau partial yang hanya sesaat menghibur masyarakat," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber UNAIR News


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com