Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Ajarkan Siswa SD Kesiapsiagaan Bencana

Kompas.com - 02/10/2022, 11:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Status Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga kini masih level III (Siaga) sejak 2018 yang lalu.

Hal itu guna mengantisipasi adanya bencana erupsi Gunung Merapi besar pada 2006 dan 2010 silam. Tentu erupsi besar itu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi warga lereng Gunung Merapi.

Terkait hal itu, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah melakukan pendidikan mitigasi bencana bagi warga sekitar Gunung Merapi yang ada kemungkinan mengalami dampak erupsi lagi di waktu mendatang.

Baca juga: Salah Satu Profesor UNY Ini Bangun Masjid dari Buku

Mitigasi bencana adalah segala upaya untuk mengurangi risiko bencana, program mitigasi bencana dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Salah satu upaya yang dilakukan UKM Madawirna dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi bagi masyarakat sekitar adalah dengan mengadakan Sosialisasi Mitigasi Bencana kepada siswa Sekolah Dasar.

Hal ini dilakukan karena sekolah-sekolah di lereng merapi 2 tahun terakhir ini belum sempat dilaksanakan sosialisasi kembali kepada siswa dikarenakan adanya pandemi Covid-19.

Adapun Sosisalisasi Mitigasi Bencana dilaksanakan di SD Negeri Glagaharjo, Tegal Gading, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta dan SD Negeri Balerante, Banjarsari, Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Baca juga: Batasi Gawai pada Anak, Mahasiswa KKN UNY Kenalkan Permainan Tradisional

Menurut Ketua UKM Madawirna Hasib Aldhian, rangkaian sosialisasi tersebut dilaksanakan dengan tahap penyampaian materi umum mengenai:

1. bencana alam

2. simulasi peragaan gunung meletus

3. simulasi bencana gempa bumi

4. simulasi respon bencana meletusnya gunung berapi

"Pada sosialisasi ini tim Madawirna dibagi menjadi 2 peran, yaitu sebagai pemateri dan sebagai peraga," ujar Hasib, dikutip dari laman UNY, Sabtu (1/10/2022).

Sedang salah satu anggota UKM Madawirna Kukuh Aprilianto mengatakan sosialisasi pertama di SD Negeri Glagaharjo tetang peragaan gunung meletus, kemudian dilanjutkan dengan simulasi bencana gempa bumi.

Hal ini untuk melihat dan meningkatkan respon warga khususnya anak-anak SD untuk mengetahui apa saja hal yang harus dilakukan atau respon warga jika terjadi suatu bencana yang telah disebutkan sebelumnya.

Sedangkan di SD Balerante, sosialisasi tahapan penyampaian materi sedikit berbeda dengan SDN Glagaharjo.

"Di SD Balerante tidak terdapat simulasi bencana gempa bumi, namun langsung dilanjutkan dengan simulasi bencana gunung meletus," tuturnya.

Kukuh berharap setelah diadakannya Sosialisasi Mitigasi Bencana ialah dapat meningkatkan kesadaran para siswa sekolah dasar yang berada di sekitar lereng Gunung Merapi untuk tetap waspada dalam menghadapi potensi bencana seperti bencana gempa bumi, gunung meletus, dan bencana alam lainnya.

Baca juga: Serat Rami Diteliti Guru Besar UNY Jadi Bahan Anti Peluru

Sebab mitigasi bencana perlu ditanamkan tak hanya pada usia dewasa tetapi juga pada usia anak-anak, khususnya kepada warga di lereng Gunung Merapi dimana kawasan tersebut menjadi wilayah KRB (Kawasan Rawan Bencana).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com