Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Kecelakaan di Yogya, Guru Besar UGM: Perlu Audit Keselamatan

Kompas.com - 01/10/2022, 13:30 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UGM

KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai kota pariwisata. Banyak wisatawan datang untuk berlibur di Yogyakarta.

Meski demikian, jalanan atau infrastruktur menuju lokasi tempat wisata tidak semuanya mulus. Ada yang harus melewati turunan tajam.

Bahkan belum lama ini terjadi kecelakaan bus di Mangunan Kabupaten Bantul karena rem blong yang mengakibatkan tewasnya beberapa orang.

Baca juga: Soprema Fisipol UGM 2022: Ini Tips Jadi Wirausahawan Sosial Muda

Tak hanya kecelakaan di jalan raya. Tetapi kecelakaan juga dapat terjadi di lokasi objek wisata. Seperti yang menimpa Guru Besar FKKMK UGM, Prof. Samekto Wibowo meninggal akibat terseret ombak di pantai Gunungkidul.

Menurut Guru Besar Transportasi Fakultas Teknik UGM Prof. Dr.-Ing. Ahmad Munawar, kecelakan itu tentu menjadi duka yang sangat mendalam bagi keluarga korban.

"Penyebab kecelakaan memang dapat bermacam-macam. Meski begitu, sesungguhnya ada upaya yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk ikut mencegah terjadinya kecelakaan dengan Audit Keselamatan," ujarnya dikutip dari laman UGM, Jumat (30/9/2022).

Dikatakan, audit keselamatan jalan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan (black spot).

Selain itu, dapat pula dengan melakukan analisis dan usaha-usaha untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi.

Cara yang bisa dilakukan lainnya ialah melakukan perubahan geometri jalan. Tetapi memang hal tersebut sulit untuk dilakukan.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memasang rambu-rambu peringatan dan penempatan pos-pos polisi di daerah rawan kecelakaan.

Baca juga: Prilly Latuconsina Jadi Dosen di UGM, Bulan Depan Ngajar Lagi

Pemasangan rambu-rambu peringatan tersebut misalnya pada turunan yang tajam dengan memberikan tulisan:

  • Turunan Tajam
  • Kurangi Kecepatan
  • Kecepatan Maksimum 30 km/jam
  • Gunakan persneling rendah

Tentunya, penggunaan presneling rendah menjadi penting ketika melewati jalanan tururunan. Selain bisa mengurangi kecepatan, beban roda terutama rem menjadi tidak berat.

"Perlu juga penempatan Pos Polisi agar kendaraan lebih berhati-hati pada saat melewati ruas jalan tersebut," ucapnya.

Tentu, peringatan perlu juga diberlakukan di obyek-obyek wisata rawan kecelakaan seperti di pantai.

Yakni perlu untuk dipasang rambu-rambu di daerah berbahaya dengan papan tulisan berbunyi Daerah Berbahaya atau tulisan Awas Terseret Ombak.

Menurut Ahmad Munawar bisa juga dengan menempatkan petugas yang selalu memberi peringatan pada wisatawan yang berada di tempat tersebut.

Dari informasi yang terkumpul pada saat almarhum Prof. Samekto terseret ombak maka tidak didapati rambu-rambu peringatan tersebut. Selain itu, petugas juga tidak ada pada saat itu sehingga tidak ada teguran dari pengelola wisata.

Baca juga: Mahasiswa SV UGM Inovasi Dluwang Endah

"Dengan mengingatkan kembali soal audit keselamatan ini diharapkan dapat mengurangi kecelakaan-kecelakaan yang mungkin terjadi sehingga Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata tidak hanya menarik untuk dikunjungi, tapi juga menjamin keselamatan bagi para wisatawannya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber UGM


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com