Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Penting dan Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober

Kompas.com - 01/10/2022, 08:38 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Hari kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan pengingat perjalanan sejarah bagaimana bangsa Indonesia mempertahankan ideologi negara.

Ada perjuangan panjang yang harus terus diingat oleh setiap generasi dan menjadi cermin dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peringatan Hari kesaktian Pancasila dilakukan sehari setelah peringatan pemberontakan Gerakan 30 September atau G-30-S. Tujuannya untuk mengingat jasa Pahlawan Revolusi, korban pengkhianatan G-30-S yang ingin menghancurkan Pancasila.

Baca juga: Profil 10 Pahlawan Revolusi yang Gugur pada Peristiwa G-30-S

Pesan Bung Karno dan Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Nadiem Makarim menyebut, saktinya Pancasila terletak pada bagaimana kita menjadikan nilai-nilai di dalamnya sebagai petunjuk dan tujuan hidup kita sehari-hari sebagai bangsa Indonesia.

"Kita perlu bergotong royong untuk mewujudkan satuan pendidikan dan ruang-ruang kebudayaan yang aman dan nyaman, yang mengedepankan nilai-nilai inklusivitas, toleransi, serta bebas dari kekerasan," ujarnya dalam pidato Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Sabtu (1/10/2022).

Saktinya Pancasila, lanjut Mendikbudristek, terletak pada komitmen bersama mewujudkan kemerdekaan yang sebenar-benarnya merdeka bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk belajar dan untuk berkarya.

Ia mengatakan, Kemendikbudristek telah berkomitmen untuk terus menghadirkan transformasi yang selalu sejalan dengan pesan Bung Karno dalam pidato Lahirnya Pancasila, yakni bahwa di atas kelima dasar Pancasila kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Baca juga: Siswa, Ini Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

"Untuk itu, di atas kelima dasar Pancasila, mari kita terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya, membawa Indonesia melompat ke masa depan," pungkasnya.

Sementara itu, mengutip Kompas.com, sejarah Hari Kesaktian Pancasila tidak lepas dari peristiwa kelam G-30-S.

Harian Kompas, 27 September 1966, memberitakan, Hari Kesaktian Pancasila mulai diperingati pada 1966, melalui Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat (AD) Jenderal Soeharto.

Surat keputusan tertanggal 17 September 1966 itu memerintahkan, seluruh pasukan AD, pasukan angkatan lain, serta masyarakat harus turut memperingati Kesaktian Pancasila.

Dalam peristiwa tersebut, sebanyak enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD meninggal dunia.

Dilansir dari Ensiklopedi Pahlawan Nasional, (1995), para sosok yang gugur kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi dan memperoleh kenaikan pangkat serta pangkat anumerta.

Baca juga: Menguak Kebenaran Sejarah G-30-S dari 4 Buku

Anumerta sendiri merupakan penghargaan kepada angkatan bersenjata atau pegawai negeri sipil yang gugur dalam menjalankan tugas.

Ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut, yakni:

  1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
  2. Letnan Jenderal (Anumerta) Raden Soeprapto
  3. Letnan Jenderal (Anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono
  4. Letnan Jenderal (Anumerta) Siswondo Parman
  5. Mayor Jenderal (Anumerta) Donald Isaac Panjaitan
  6. Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswodiharjo
  7. Kapten (Anumerta) Pierre Andreas Tendean

Ketujuh korban kemudian dibunuh oleh PKI dan dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur, pada 1 Oktober 1965.

Lokasi jenazah ditemukan oleh Satuan Resimen Para Anggota Komando AD (RPKAD) di kawasan hutan karet Lubang Buaya.

Penemuan jenazah korban G30S tidak lepas dari peran seorang anggota kepolisian Sukitman. Saat peristiwa, ia sempat dibawa paksa ke Lubang Buaya, tetapi berhasil meloloskan diri.

Jenazah ketujuh korban peristiwa yang melahirkan Hari Kesaktian Pancasila ini ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com