Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengajar Kajian Selebritas di UGM, Prilly Latuconsina Lakukan Hal Ini

Kompas.com - 30/09/2022, 07:32 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada yang berbeda dalam perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (29/9/2022).

Para mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM mendapat kesempatan berharga diajar oleh dosen praktisi sekaligus aktris dan pebisnis muda Prilly Latuconsina.

Dalam kesempatan itu, Prilly Latuconsina mengajar mahasiswa UGM untuk mata kuliah Kajian Selebritas

Prilly Latuconsina bisa menjadi dosen tamu di UGM lantaran sebelumnya Prilly Latuconsina mengikuti program Praktisi Mengajar.

Baca juga: Tips Anti Menganggur di Era Digital dari Rektor UNU Yogyakarta

Prilly ajak mahasiswa UGM diskusi dan tanya jawab

Pada kelas Kajian Selebritas yang diampunya, Prilly memberikan materi terkait selebritisasi dan selebrifikasi.

Tak hanya memberikan materi, agar perkuliahan makin interaktif, Prilly Latuconsina juga mengajak mahasiswanya berdiskusi dan melakukan sesi tanya jawab.

Usai pertemuan perdana bersama mahasiswanya, Prilly akan kembali mengajar di UGM pada bulan Oktober mendatang untuk mata kuliah yang sama.

Perlu diketahui bahwa Prilly Latuconsina bisa menjadi dosen praktisi di UGM karena sebelumnya ia mendaftar menjadi pengajar di program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Program ini memang membuka kesempatan bagi praktisi handal di berbagai bidang untuk mengajar di kelas dan membagikan keterampilan serta pengalaman riil dari dunia industri.

Dosen Departemen Ilmu Komunikasi yang mengampu mata kuliah Kajian Selebritas UGM Lidwina Mutia Sadasri mengatakan, program MBKM memberikan pengalaman belajar di luar kelas, juga pembelajaran dalam kelas dengan membawa para praktisi.

Baca juga: 9 Bahasa Paling Diminati untuk Dipelajari di ASEAN, Indonesia Termasuk

Tujuan program praktisi mengajar atasi hal ini

Program Praktisi Mengajar diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun 2022 untuk mengatasi problem kesenjangan antara keahlian lulusan dan kebutuhan dunia kerja.

Data dari Future of Jobs Report, World Economic Forum tahun 2020 menyebutkan bahwa relevansi kemampuan lulusan perguruan tinggi Indonesia dengan kebutuhan industri hanya sekitar 64 persen, lebih rendah dari negara Asia lainnya seperti Singapura yang memiliki angka relevansi 79 persen, Tiongkok sebesar 73,6 persen, dan Arab Saudi sebesar 71,3 persen.

Kolaborasi pengembangan mata kuliah dalam program ini akan meningkatkan relevansi mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja.

Selain itu, proses alih pengetahuan serta keahlian dari dunia kerja ke sivitas akademika dapat terus berkesinambungan sehingga perguruan tinggi bisa menghasilkan lulusan yang siap berkarya di dunia kerja.

"Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, tanyakan apa yang ingin ditanyakan. Program seperti ini sangat baik untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi alumni yang memiliki kepercayaan diri tinggi,” ucap Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro.

Baca juga: Kisah Jenderal AH Nasution Bisa Selamat dari Penculikan G30S

UGM menerima 91 dosen praktisi di semester ini

UGM sendiri pada semester ini menerima 91 praktisi yang akan mengajar di berbagai program studi Sarjana, 28 di antaranya telah menyelesaikan kegiatan kolaborasi.

Para praktisi ini mengikuti program Praktisi Mengajar berupa kolaborasi pendek maupun kolaborasi intensif.

Program kolaborasi pendek dari Praktisi Mengajar seperti yang diikuti oleh Prilly Latuconsina ditujukan bagi praktisi yang belum memiliki pengalaman mengajar mata kuliah. Pada program ini praktisi hanya akan terlibat untuk mengajar mata kuliah selama dua pertemuan.

Sedangkan pada program kolaborasi intensif, praktisi terlibat dalam penyelenggaraan perkuliahan end-to-end, termasuk proses perencanaan dan evaluasi mata kuliah.

Wening menuturkan, kolaborasi perguruan tinggi dengan industri dalam proses pembelajaran mahasiswa sangat penting.

Berbagai program telah tersedia bagi mahasiswa, dan sejumlah perusahaan mitra UGM pun telah menyampaikan pentingnya program-program pembelajaran luar kelas bagi mahasiswa.

Baca juga: Mahasiswa, Ini Tips Ikuti Kuliah Luring dari Akademisi Unair

Karena itu, ia mendorong mahasiswa UGM untuk memanfaatkan kesempatan ini sebelum menyelesaikan kuliah.

“Saya bertemu banyak perusahaan, dan salah satunya mereka berbicara tentang program MBKM. Karena itu kalau ada program seperti ini kalian harus ikut, kalian bisa mendapatkan jam terbang tinggi sesuai profesi nantinya,” kata Wening.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com