Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UGM Inovasi Tongkat Pintar bagi Tunanetra dan Lansia

Kompas.com - 17/09/2022, 10:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UGM

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi saat ini semakin maju. Bahkan, para mahasiswa juga dapat membuat inovasi yang bermanfaat bagi siapa saja.

Seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengembangkan inovasi tongkat pintar yang banyak fungsinya.

Adapun tongkat pintar itu bisa untuk deteksi kesehatan dan proteksi bagi lansia dan penyandang tunanetra.

Tongkat yang dinamai In-SWALST (IoT Based Smart Walking Stick for Real Time Health Monitoring) ini dikembangkan oleh beberapa mahasiswa UGM.

Baca juga: Mikroalga Dikembangkan Mahasiswa UGM Jadi Minyak Goreng

Seperti Kristian Bima Aryayudha (Elektronika dan Instrumentasi), Kenniskiu Fortino Kurniawan (Ilmu Komputer), Abdul Adzim Iftikar Mardiansjah (Teknik Mesin), Johana Gracia (Kedokteran).

Serta Yovanti Trifa Mivea (Elektronika dan Instrumentasi), Elmara Nugra Ristia (Kehutanan), Fatma Tiara Mahfudiani (Kehutanan), dan Adnindya Jeehan Azzara (Kehutanan).

Dilengkapi banyak fitur penting

Menurut salah satu anggota tim, Arya, ide awal pengembangan tongkat pintar itu karena dari keinginan tim untuk menciptakan suatu alat sederhana dengan banyak fungsi yang menguntungkan bagi penggunanya, yakni lansia dan tunanetra.

Tentunya, In-SWALST ini dikembangkan dengan sejumlah fitur penting. Seperti sensor pendeteksi kesehatan berupa saturasi oksigen, detak jantung, dan suhu tubuh yang terhubung langsung ke website In-SWALST secara real-time.

"Melalui tongkat ini, monitoring kesehatan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan praktis," ujarnya dikutip dari laman UGM, Jumat (16/9/2022).

Untuk kelebihan lain dari tongkat jalan ini ialah fungsi proteksi pada para lansia dan tunanetra. Tongkat In-SWALST akan bergetar saat terdapat objek di depan pengguna yang berjarak sekitar 75 cm.

Baca juga: Robot Inovasi Mahasiswa UGM Ini Mampu Deteksi Kekeroposan Pohon

Dengan fitur tersebut dapat menurunkan risiko jatuh karena menabrak objek bagi para lansia dan tunanetra.

"Untuk menekan risiko jatuh pada lansia dan tunanetra, kami mengintegrasikan sensor posisi sehingga saat tongkat maupun pengguna terjatuh maka alarm pada tongkat akan berbunyi sehingga orang sekitar bisa datang memberikan bantuan," jelasnya.

Ada fitur GPS dan lampu LED

Sedangkan Abdul Adzim mengatakan, guna mengurangi risiko terpeleset penggunaannya, maka tongkatn tunanetra dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi genangan air.

Sensor ini bekerja dengan menghasilkan getaran yang bisa langsung dirasakan oleh para lansia dan tunanetra saat berada di genangan air.

Tak hanya itu saja, tongkat pintar inovasi mahasiswa UGM tersebut juga dilengkapi dengan fitur GPS. Fitur berguna untuk mencari lokasi terakhir dari tongkat yang bisa diakses melalui website milik In-SWALST.

Selain itu, saat pengguna berada pada kondisi kurang cahaya atau gelap, lampu LED yang tersedia pada tongkat akan otomatis menyala.

In-SWALST merupakan sebuah terobosan baru yang dikembangkan sebagai bentuk kepedulian bagi lansia dan tunanetra.

Baca juga: Tips Parenting ala Rektor UGM, Orangtua Harus Bentuk Karakter Anak

Diharapkan In-SWALST dapat menjadi salah satu alat kesehatan yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan para lansia dan tunanetra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber UGM


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com